PURWOKERTO, iNews.id - Siswanto (38) atau Siboen mencetuskan Kampung YouTuber di Desa Kasegeran,Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Siboen yang merupakan YouTuber ini sukses membangun kontennya dengan 1,22 juta subcriber dan memilki penghasilan sekitar Rp 50 juta hingga Rp 150 juta perbulannya.
Perjalanan dirinya membangun konten YouTube nya bukan tanpa perjuangan, dia merintisnya dengan penuh kisah memilukan, hingga akhirnya dia sukses dan membagikan ilmunya untuk pemuda di desanya. Kini anak didiknya yang masih aktif sekitar 15 an orang dan sebelumnya merupakan pekerja kasar sudah memiliki penghasilan sekitar Rp 5 juta hingga Rp 15 juta per bulan dari hasil menjadi YouTuber.
Namun sebelum jauh mencapai Kampung YouTuber, kisah Siboen terlebih dahulu dicap oleh warga desa jika dia memiliki pesugihan, bahkan warga desa tidak mengijinkan anak-anaknya bermain ke bengkel Siboen karena takut dijadikan tumbal. Bagaimana tidak, dengan hanya memiliki sebuah bengkel kecil, tapi Siboen mampu membeli segala sesuatu sesuai dengan keinginannya. Bahkan kios rusak depan balai desa dia beli seharga Rp 450 juta dan dia bangun sebagai rumah serta bengkel.
"Jadi waktu itu kenapa jadi saya ngajak (pemuda) karena ada praduga saya itu pesugihan di desa saya, kan saya kerjanya cuma bengkel kecil, kok bisa beli rumah semahal ini, ini kan Rp450 juta. Waktu itu pendapatan saya sudah mencapai Rp50 jutaan. Nah ketika ini mulai bergejolak, saya khawatir tentang masalah kenyamanan sosial masyarakat, maka saya waktu ada rapat di Desa yang dihadiri tokoh masyarakat, pemuda, para Ketua RT, saya datang dan saya menyampaikan, bahwa saya punya usaha didunia maya, namanya YouTube. Orang kampung Kasegeran itu masih buta, saya menjelaskan di kantor balai desa kalau itu namanya YouTube, video apa saja bisa jadi konten," jelasnya.
Usai dirinya mengumumkan di desa dengan tujuan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi sesuatu hal di sosial masyarakat. Dirinya juga menyampaikan kepada warga yang punya anak atau saudara dan berkeinginan untuk ikut berusaha di dunia YouTube, dirinya siap membimbing. Tapi saat itu tidak ada satupun yang datang, hingga akhirnya satu per satu pemuda desa datang dan belajar YouTube dengan Siboen.
"Mulailah datang satu, dua langsung saya diklat disini. Hal ini menjadi perhatian masyarakat kalau ada pelatihan, sampai saya punya murid 10, ini tetangga masih tidak tahu, ngapain ramai ramai jangan jangan teroris, ya namanya manusia ada saja," ucapnya.
Pada tahun 2019 dirinya mulai menargetkan anak didiknya agar sukses. Agar pada tahun itu mereka harus mendapat gaji dari YouTube. Sekarang dari Siboen Channel yang merupakan channel rintisannya, dia sudah memiliki sekitar 10 chennel lainnya yang memiliki konten berbeda-beda. Kesemuanya sudah mendapatkan silver play button, bahkan chanel utamanya sudah mendapatkan gold play button.
"Pendapatan kita stabil diangka Rp 50 juta sampai Rp 150 juta perbulan, dari semua channel," ucapnya.
Saat ini melalui Kampung YouTuber ini, dia dan para pemuda desa ingin mendorong tingkat ekonomi desa yang terbilang sangat sulit. Pasalnya Desa Kasegeran adalah desa termiskin dari segi PAD.
"Saya punya harapan desa bisa lebih baik dengan mendatangkan sumber duit yang bukan dari Kasegeran. Karena Kasegeran sudah sangat sulit, pertanian, peternakan itu sulit untuk bisa dikembangkan. Maka ide untuk mencari uang dari luar yaitu dari Youtube itu menurut saya sangat efektif untuk meningkatkan ekonomi," katanya.
Bahkan melalui kampung YouTuber ini, dia memiliki target untuk satu keluarga satu YouTuber. Hal ini akan efektif untuk meningkatkan taraf ekonomi warga di desa tersebut. Dia juga menargetkan melalui Kampung YouTuber, Desa Kasegeran akan sangat berubah pada tahun tertentu jika terget tersebut dapat terlaksana, sehingga tidak akan ada lagi rumah jelek di Desa Kasegeran.
"Saya punya target, Kasegeran satu keluarga ada satu YouTuber, mungkin ini adalah cara yang paling efektif untuk mengubah desa ini secara keseluruhan. Jika satu keluarga punya satu YouTuber dan dia punya penghasilan Rp5 hingga Rp15 juta, ini bisa menopang seluruh anggota keluarga yang lain. Meskipun untuk pendapatan YouTube tidak stabil, tapi jika orangnya bekerja keras maka ini akan sangat stabil," ujarnya.
Kepala Desa Kasegeran, Saifudin yang telah menjadi Kades selama tiga periode mengenal betul sosok Siboen, dari dirinya mulai kirim Siboen ke Panti Rehabilitasi Antasena hingga akhirnya sukses dan mengangkat nama Desa Kasegeran.
"Kehidupan masyarakat Desa Kasegeran khususnya pemuda ini memang ada bervariasi, ada pekerja kasar ada pedagang cilok, tapi setelah mas Siboen menjadi YouTuber, dan dia memberikan ilmunya kepada rekan rekan pemuda khususnya,ini ada 37 anak yang dibina oleh mas Siboen, akhirnya setelah mengikuti jejak langkah mas siboen anak anak ini setelah berhasil mengikuti pembinaan jadi beralih profesi, sekarang ikut menjadi anggota YouTube," jelasnya.
Kini hampir rata rata pemuda yang mengikuti jejak Siboen sudah meninggalkan profesi awalnya sebagai pekerja kasar. Dia juga memantau, kehidupan warganya itu berangsur lebih baik dari sebelumnya. Untuk mendukung kegiatan di Kampung YouTuber, pihak desa mendukung dengan memberikan akses internet desa. Bahkan Siboen diberi tanggungjawab sebagai Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).
Selain itu juga dia memfasilitasi ruangan yang rencananya akan digunakan sebagai studio desa yang nantinya mengakat segala potensi desa Kasegeran.
Editor : Arbi Anugrah