get app
inews
Aa Read Next : Rombongan Pengajian Gus Iqdam Kecelakaan, Mobil Terjun ke Jurang di Malang, 7 Orang Luka

Kesaksian Aremania dan Manajemen Terkait Kericuhan yang Tewaskan 127 Korban

Minggu, 02 Oktober 2022 | 07:47 WIB
header img
Insiden di stadion Kanjuruan (Foto: Ist)

MALANG, iNewsPurwokerto.id - Sejumlah Aremania memaparkan kejadian kelam awal mula kerusuhan yang mengakibatkan 127 orang tewas di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Salah seorang Aremania, Rezki, menuliskan bagaimana asal mulanya kerusuhan tersebut. Dia menuliskan kalau awal mulai tragedi setelah peluit dibunyikan. 

Pelatih Arema dan Manager tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur permintaan maaf ke arah supporter.

Namun, satu orang suporter dari arah tribun selatan nekad masuk ke lapangan. Dia mendekati Bek Arema FC Sergio Silva dan Kiper, Adilson Aguero dos Santos.

"Terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka,”demikian Rezki menulis.

Lalu sejumlah suporter yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema. Melihat hal tersebut, Bek Arema Joha Alfarizie mencoba memberi pengertian kepada suporter tersebut.

"Namun, semakin banyak mereka berdatangan, semakin ricuh kondisi stadion karena dari berbagai sisi stadion juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain,”tulisnya.

Hal itu kata Rezki diikuti dengan lemparan benda ke arah lapangan. Suporter pun tak bisa dikendalikan. Akhirnya pemain digiring masuk ke dalam ruang ganti degan pengawalan ketat polisi.

"Setelah pemain masuk, supporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan," katanya.

Pihak aparat melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para supporter. Menurut dia perlakuan aparat sangat kejam dan sadis. Para suporter dipentung dengan tongkat panjang.

“Satu supporter di keroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya," tulisnya.

"Tapi saat aparat memukul mundur supporter di sisi selatan, supporter dari sisi utara yang menyerang ke arah aparat. Karena semakin banyaknya supporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif,".

Kata Rezki, aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suppoter yang ada di lapangan. Silih berganti supporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara.

"Yang ahirnya, selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, di dalam lapangan juga terjadi aksi tembak-tembakan gas air mata ke arah supporter," katanya.

Para supporter yang panik karena gas air mata, semakin ricuh diatas tribun. Mereka berlarian mencari pintu keluar. Tapi sayang pintu keluar sudah penuh sesak karena para supporter panik terkena gas air mata.

"Banyak ibu-ibu, wanita, orang tua dan anak anak kecil yang terlihat sesak gak berdaya, gak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion. Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata. Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet,”tulis Rezki.

Tak hanya Rezki, Aremania lainnya Septia mengatakan ketika ada semprotan gas air mata membuat para penonton panik. 

"Saat semprotan gas air mata pertama kita itu panik. Mencoba mencari jalan keluar, karena kondisi gelap dan mata perih," kata Septia, perempuan berumur 18 tahun tersebut.

Ketiadaan pertolongan medis pertama membuat kepanikan disebutnya membuat napasnya sesak ketika dievakuasi. "Tadi banyak yang nolong, saya lemas mata perih. Sesak napas, terus kan keluar tadi rebutan,”ujarnya.

Beruntung dia bisa diselamatkan dan tak perlu mendapat bantuan di rumah sakit. Setelah beristirahat beberapa saat perempuan asal Pasuruan ini bisa pulang.

Sementara Manajemen Arema FC menyampaikan duka cita mendalam atas jatuhnya korban pada kerusuhan melawan Persebaya Surabaya. Manajemen Arema FC menyampaikan duka cita mendalam atas kejadian yang membuat sejumlah orang dikabarkan meninggal dunia

"Arema FC menyampaikan duka mendalam atas musibah di Kanjuruhan. Manajemen Arema FC turut bertanggung jawab untuk penanganan korban baik yang telah meninggal dunia dan yang luka-luka," ungkap Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris, pada Minggu dini hari (2/10/2022) melalui keterangan tertulisnya.

Sebagai tindak lanjut, Manajemen Arema FC juga akan membentuk Crisis Center atau Posko Informasi korban untuk menerima laporan dan penanganan korban yang dirawat di rumah sakit.

"Manajemen juga akan membentuk crisis center atau posko informasi yang menghimpun dan menerima laporan untuk penanganan korban yang dirawat di rumah sakit,”jelasnya. 

Artikel ini telah tayang dengan judul Aremania Beberkan Kronologi Lengkap Bentrokan yang Tewaskan 127 Orang di Kanjuruhan

 

Editor : Elde Joyosemito

Follow Berita iNews Purwokerto di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut