Dia menyebut jika Summer Course ini suatu bentuk upaya mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDG’s). Di mana peran budaya sangat penting dan masuk dalam salah satu poin di SDG’s.
"Karena saat ini budaya memegang peran yang sangat penting, dengan budaya ini, kita akan bisa saling memahami satu sama lain. Maka mereka kita berikan pemahaman tentang budaya, kita undang juga beberapa pakar budaya dan mereka juga terlibat dalam aktivitas budaya seperti menari, main gamelan dan sebagainya," jelasnya.
Tak hanya belajar mengenal budaya Banyumas, mereka juga tampak asik menari Lengger Banyumasan bersama penari dan masyarakat sekitar Desa Gerduren.
Salah satu mahasiswa asing asal Tajikistan, Khudoiberdieva Munisa Zubaydulloevna(24) mengatakan jika dirinya sangat tertarik dengan budaya Indonesia, khususnya budaya Banyumas. Ini merupakan pengalaman baru yang ia dapatkan selama menjadi mahasiswi S2 Pendidikan Bahasa Inggris di UMP.
"Sangat tertarik dengan kebudayaan Indonesia, terutama budaya Banyumas dan sebagai orang asing kegiatan ini merupakan sesuatu yang baru untuk dipelajari, dan sebelumnya belum pernah mempelajari kebudayaan Indonesia dan baru belajar setelah di sini," kata Munisa dalam bahasa Inggris.
Selain itu, Munisa sangat tertarik dengan kesenian Ebeg Banyumas atau kuda lumping. "Aku suka tarian ebeg (kuda lumping). Karena kuda lumping terlihat menarik dan kostum mereka warna warni, sehingga aku suka," pungkasnya.
Editor : Arbi Anugrah