“Selama ini Muhammadiyah telah mempopulerkan istilah berkemajuan ini. Berkemajuan berarti selain memberikan perdamaian dan toleransi, tapi pada saat yang sama Islam yang membawa kemajuan peradaban,” ucap Haedar.
Poin keempat yaitu membahas isu-isu strategis. Pembahasan ini merupakan problem nyata yang saat ini sedang dihadapi dalam konteks bangsa bahkan dunia. Misalnya, isu membangun kesalehan digital. Muhammadiyah telah menysun panduan keagamaan dan moral membangun kesalehan digital di berbagai institusi dan lingkungan sosial masyarakat luas.
"Misalkan kita memperkenalkan kesalehan digital di tengah 4.0 yang membawa perubahan luar biasa. Boleh generasi muda saat ini telah menguasai teknologi, jangan-jangan mereka menjadi generasi yang hilang karena pijakan nilainya tercerabut," tutur Haedar.
"Jika tidak tercerabut, mereka mungkin menemukan nilai alternatif lain yang bertentangan dengan nilai-nilai kita (agama dan nilai luhur),” ucap Haedar.
Poin utama lainnya dalam Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah ini yaitu pemilihan Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Lebih lanjut, Haedar mengatakan pemilihan kepemimpinan dilakukan secara demokratis dengan sistem pemilihan yang berjenjang. "Sistem pemelihan yang berjenjang, maka insyaAllah sistem kepemilihan ini sangat demokratis yang tersistem. Representasi 3000 pemilih merupakan representasi yang kuat di Muhammadiyah sehingga mereka betul-betul menjadi pemilih cerdas dan tersistem," ujarnya.
Artikel ini sebelumnya dimuat di iNews.id dengan judul Bakal Dibuka Jokowi, Ini 5 Poin Penting Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah di Solo
Editor : Alfiatin