BEIJING,iNews.id - Konstruksi Tembok Raksasa China yang mempunyai panjang ribuan kilometer ternyata dibangun dengan pendekatan teori matematika, juga seks.
Pada masa kekaisaran China , matematika merupakan kunci untuk perhitungan konstruksi. Perhitungan matematika juga penting sehingga memainkan peran dalam menjalankan kehidupan di istana kerajaan.
Kalender serta pergerakan planet mempengaruhi keputusan kaisar. Hal ini terlihat sampai ke perencanaan kaisar pada siang hingga malam hari.
Penasihat kekaisaran memberikan sistem untuk memastikan kaisar dapat meniduri banyak perempuan di istananya. Sistem ini berdasarkan pada konsep matematika “geometric progression”.
Menurut konsep matematika ini, kaisar harus meniduri 121 wanita dalam kurun waktu 15 malam.
Perempuan-perempuan tersebut mencakup seorang permaisuri, 3 pendamping senior, 9 istri, 27 selir serta 81 budak. Jumlah orang dalam setiap kelompok perempuan ini sebanyak tiga kali lipat jumlah orang dalam kelompok sebelumnya.
Para ahli matematika memastikan bahwa dalam periode 15 malam, kaisar meniduri semua perempuan di istananya.
Untuk meniduri perempuan tersebut, stamina kaisar perlu dijaga. Malam pertama untuk permaisuri. Malam selanjutnya untuk pendamping senior.
Malam berikutnya untuk istri. Setelah itu, 27 selir dipilih secara bergantian, sembilan orang setiap malamnya. Dalam waktu sembilan malam, 81 budak dibagi menjadi 9 kelompok.
Jadwal ini dibuat guna memastikan kaisar meniduri perempuan kasta tertinggi ketika mendekati bulan purnama, yaitu ketika kekuatan perempuan “yin” berada pada puncak sehingga menyamai kekuatan pria “yang”.
Hal ini bertujuan agak sang Kaisar mendapatkan ahli waris kerajaan yang terbaik.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta