"Kami menyadari, program deradikalisasi dalam kejahatan yang sifatnya extraordinary crime ini, tidak semua mereka (teroris) itu setuju begitu saja. Tidak semua mereka itu menerima. Mayoritas ada yang berikrar baik dan setia kepada NKRI itu, satu dua," ujar Boy.
Ideologi itu, lanjut Boy, memengaruhi karakter dan watak seseorang sehingga menjadi irasional. Maka dari itu, BNPT tidak bisa hanya bertumpu kepada kekuatan aparat dan stakeholder. "Semua masyarakat semua kita ajak. Siapa masyarakat itu? Keluarga," ucapnya.
BNPT ingin agar seluruh masyarakat Indonesia ini menjadi sebuah bangunan yang tidak setuju dengan ideologi berbasis kekerasan. Tapi mereka setuju dengan karakter bangsa Indonesia yang lebih semangat toleransi, gotong royong, saling tolong menolong.
"Ini (radikalisme dan terorisme) kan transnasional ideologi yang memang sengaja dilempar ke dalam masyarakat kita agar masyarakat kita menjadi intoleran," ujar Kepala BNPT.
Padahal, intoleran itu bukan karakter bangsa Indonesia. Karena itu,, BNPT dan semua stakeholder mengharapkan peran serta seluruh lapisan masyarakat.
"Kami ajak bersama agar jangan sampai masyarakat menjadi korban keterpaparan virus intoleransi dan radikalisme yang merupakan transnasional ideologi. Ajaran yang tidak sejalan dengan kepribadian masyarakat Indonesia dengan konstitusi negara dan ideologi Pancasila," pungkasnya.
Editor : Arbi Anugrah