Jadi setiap akan pindah ke rumah yang lainnya, dia punya waktu untuk istirahat. Termasuk makan siang. Pekerjaan tersebut dilakoninya setiap hari.
Eva menginjakkan kaki di negeri Paman Sam pada 2001 silam. Awalnya, dia bekerja di rumah seorang keluarga diplomat asal Bahrain di Washington DC. Ternyata dia hanya betah selama tiga bulan saja.
Lalu dia mencari peruntungan lain, bekerja sebagai ART di keluarga Ottenstein di AS.
Dia memutuskan berhenti menjadi ART ketika anak-anak keluarga Ottenstein sudah besar.
Walau begitu, dia masih datang ke rumah keluarga itu untuk bersih-bersih dua kali seminggu. Keluarga tersebut sangat menyukai Eva dan mengganggapnya sebagai keluarga.
Menurut mereka, Eva adalah sosok pekerja keras, loyal, jujur, dan baik. Meski hanya bermodalkan ijazah sekolah dasar (SD), dia berani untuk merantau ke negeri Paman Sam dan mengadu nasib di sana.
Ternyata kenekatannya dan kerja kerasnya tidak mengkhianati hasil. Pasalnya,
dia mendapatkan bayaran yang cukup fantastis dari pekerjaannya sebagai tukang bersih-bersih rumah.
Bayangkan saja, setiap pekan, dia memperoleh pendapatan sekitar 1.650 hingga 1.700 dolar AS, setara Rp25,5 juta hingga Rp26,23 juta. Sehingga dalam sebulan, Eva dapat mengantongi uang senilai Rp100 juta lebih.
"Bekerja keras Insya Allah hasilnya memuaskan, tapi memang capek. Badan sudah sakit semua sebenarnya tapi (bekerja) dengan senang hati,”jelasnya.
Editor : EldeJoyosemito