Warga yang menginginkan sayur bisa langsung memetik sayur segar di kebun yang letaknya persis di samping rumahnya tanpa dipungut biaya.
"Memang untuk masyarakat. Untuk meringankan masyarakat. Kita bagikan kepada masyarakat hasil kebun ini,”ujarnya.
Lahan yang digunakan untuk bercocok tanam bukan miliknya. Ia melihat potensi dari tanah yang lama mangkrak itu lalu ditanami sayur agar lebih bermanfaat.
Selanjutnya ia berinisiasi meminta izin kepada pemilik tanah berukuran 9x23 meter itu untuk ditanami.
Pada awalnya dimulai dari keluhan warga. Dia mendengarkan tetangganya yang mengeluh jika uang Rp50 ribu hanya bisa untuk belanja kebutuhan pokok sehari.
Saat pandemi Covid-19 mungkin seluruh masyarakat mengalami susahnya mencari penghasilan, namun kebutuhan pokok harus terus terpenuhi untuk kelangsungan hidup.
"Awalnya saya melihat langsung warga di sini mengeluh saat pandemi COVID-19. Lalu dulu ada program ketahanan pangan, selanjutnya kami berinisiasi menanam sayuran untuk meringankan masyarakat sekitar,”ujarnya.
Editor : EldeJoyosemito