get app
inews
Aa Text
Read Next : Apakah Indonesia Bakal Ada Jika Majapahit Tidak Runtuh?

8 Strategi Perang Kerajaan Majapahit di Bawah Ambisi Mahapatih Gajah Mada Kuasai Nusantara

Sabtu, 18 Desember 2021 | 11:52 WIB
header img
Illustrasi (foto: dok Sindo)

JAKARTA, iNews.id - Kerajaan Majapahit konon mempunyai angkatan perang yang kuat. Tak hanya angkatan perang saja, di bawah Mahapatih Gajah Mada, strategi perangnya terbilang jitu dan mampu melumpuhkan musuh seketika.

Sebab ada delapan strategi perang Majapahit untuk mendukung ambisi Gajah Mada, menguasai nusantara. Dikutip dari buku "Perang Bubat 1279 Saka, Membongkar Fakta Kerajaan Sunda vs Kerajaan Majapahit," dari Sri Wintala Achmad, strategi perang pertama yakni Sapit Urang.

1. Sapit Urang

Sapit Urang menempatkan para prajurit dalam beberapa pasukan, dua kelompok pasukan pertama akan bertindak menjadi tangan-tangan perkasa dari seekor udang masing-masing dipimpin oleh komandan sayap, bisa Senapati, Penatus, atau seorang Lurah, tergantung besarnya jumlah pasukan yang ada.

Dua kelompok pasukan pertama akan menjepit dan mengacaukan pihak musuh dari dua arah yang berlawanan. Sementara di bagian tengahnya pasukan utama akan berhadapan dengan pihak lawan. Jika dilihat dari atas menara pengawas di depan keraton, pasukan Sapit Urang akan membentuk garis melengkung bagaikan tapal kuda.

2. Garuda Nglayang

Serangan Garuda Ngalayang menjadi serangan andalan keduanya. Pasukan ini mengandalkan kekuatan pasukan yang besar dan meniru gerakan terbang burung garuda. Di mana panglima dan pemimpin pasukan yang berada di paruh, kepala, sayap, dan ekor memberikan perintah kepada anak buahnya dengan bertingkah seperti burung garuda, menyambar, mematuk, dan sebagainya. Inilah kenapa dinamakan serangan Garuda Nglayang.

Serangan ini mengandalkan seorang senapati utama pada posisi paruh, kemudian sayap kiri kanan bergerak bebas dengan posisi sebagai pengatur yang sedikit heroik. Karena perlindungan posisi cakar kaki, kemudian pemimpin utama berada di ekor sebagai posisi penyapu terakhir.

3. Dirada Meta

Dirada Meta, menjadi strategi perang Majapahit berikutnya. Dirada Meta menerapkan strategi seperti gajah yang mengamuk. Karenanya pasukan akan seperti seekor gajah bertenaga luar biasa besarnya sedang marah, memainkan belalainya, dan mengerahkan kekuatan gadingnya yang keras dan tajam. Gajah terus bergerak maju tanpa kenal rasa takut dan sakit.

Siasat perang Dirada Meta dilakukan dengan mengerahkan seluruh kekuatan pasukan. Pasukan induk dan pasukan pendamping akan bergerak bersama - sama, bergerak maju dengan target menghancurkan lawan. Strategi ini menginginkan pertempuran yang singkat dan habis - habisan.

Sedapat mungkin strategi ini dapat menghancurkan sebanyak-banyaknya pasukan musuh, karena membawa pesan ingin segera mengakhiri pertempuran baik menang ataupun kalah, gelar pasukan ini dapat menggetarkan nyali musuh.

4. Emprit Neba

Emprit Neba, adalah strategi perang dengan membentuk formasi seperti burung gelatik dalam jumlah banyak yang bersama - sama turun dari udara atau datang ke sawah untuk mencari makanan padi. Perang ini biasanya dilakukan oleh Senapati Agung atau sepasukan prajurit yang sudah putus asa karena sudah terjepit namun pantang menyerah.

5. Cakra Byuha

Cakra Byuha menjadi strategi kelima perang dengan formasi pengepungan. Formasi perang ini dapat digunakan untuk masuk ke tengah-tengah medan peperangan yang sudah terkejut dahulu terjadi. Cakra Byuha dapat menghadap ke segala arah sesuai keadaan yang berkembang di medan perang yang sengit atau mengarah pada perang brubuh.

6. Gedhong Minep

Gedhong Minep, strategi keenam yang dijalankan Majapahit saat perang. Strategi ini dilancarkan guna menjebak musuh yang berjumlah lebih sedikit, dengan cara memancing pasukan lawan untuk masuk ke dalam gelar. Sesudah masuk di tengah pasukan lawan akan dikurung dan dihancurkan.

Strategi ini tidak efektif ketika jumlah pasukan seimbang atau lebih banyak, karena kepungannya lambat laun akan jebol. Panglima dari strategi Gedhong Minep berada di dalam lingkaran yang tertutup rapat. Senapati berada di tengah, dikelilingi bawahan dan prajurit.

7. Samudra Rob

Samudra Rob, jadi strategi andalan ketujuh yang digunakan Kerajaan Majapahit. Strategi ini memiliki arti gelombang lautan yang sedang pasang. Strategi perang Samudra Rob mengharuskan pasukan bergerak maju secara teratur, berlapis-lapis, dan bertubi - tubi, tanpa ada habisnya seperti gerak gelombang laut.

8. Pasir Wutah

Terakhir Pasir Wutah, menjadi strategi perang yang muncul dengan sendirinya ketika para prajurit dan senapati tidak bisa mempertahankan tata letak, tata serang, atau daya pertahanannya. Strategi ini amat kacau karena setiap prajurit bergerak bebas tanpa aturan.

 

 

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut