"Kalau dulu orang kan pemahamannya daerah mana yang banyak kantong kemiskinan atau stunting itu yang akan mendapat bantuan paling banyak. Sementara hasilnya masih tetap, karena mereka justru terus mengharapkan bantuan. Kalau sekarang sudah nggak bisa begitu," tutur Edi.
Sekarang dibalik, lanjutnya, desa mana yang berhasil menurunkan angka stunting kita berikan bantuan lebih banyak. Bukan hanya vitamin, makanan, (sembako), tapi juga infrastruktur.
Sementara daerah yang masih banyak ditemukan angka stunting maka bantuan yang diberikan sesuai kebutuhan."Nantinya bentuknya program, sesuai kebutuhan, kalau butuhnya vitamin, makanan ya kita kasih vitamin, dan makanan, bukan dikasih jalan,”jelasnya.
Sejauh ini, kata Edi, daerah yang paling banyak ditemukan angka stunting adalah di Desa Rangkah, Kecamatan Buayan. Justru ini tidak terjadi di lima kecamatan yang disebut sebagai wilayah kemiskinan ekstrem di Kebumen, yakni Sadang, Sempor, Karangsambung, Karanggayam, dan Alian.
"Kalau kita bicara logika, kan harusnya begitu ada di lima wilayah yang disebut menjadi kantong kemiskinan ekstrem. Tapi ini nggak. Jadi datanya kemungkinan ada yang salah. Bisa jadi Kebumen itu tidak miskin, tapi datanya yang tidak update," tandasnya.
Editor : EldeJoyosemito