JAKARTA, iNews.id - Terdapat 4.000 kasus kekerasan seksual di Indonesia sejak Januari hingga September 2021. Berdasarkan data Komnas Perempuan, sebagian besar tindak kekerasan seksual banyak terjadi di lingkungan sekolah.
Bagaimana cara mengatasi dan mencegahnya agar hal tersebut dapat diantisipasi oleh berbagai kalangan, khususnya bagi anak-anak dan remaja yang masih duduk di bangku sekolah?
Apa sebetulnya faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan seksual di sekolah?
Meningkatnya kasus kekerasan seksual sedang ramai diberitakan di berbagai media. Hal ini menimbulkan keprihatinan dan keresahan di masyarakat. Kekerasan seksual bisa terjadi pada siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, termasuk di sekolah.
Padahal, salah satu peran sekolah adalah untuk mengawasi siswa. Saat di dalam sekolah, siswa menjadi tanggung jawab sekolah dan berada di bawah pengawasan guru maupun pihak lain yang terkait. Namun, tingginya angka kekerasan seksual di lingkungan sekolah membuat sekolah seolah kehilangan fungsinya sebagai tempat yang aman dan nyaman untuk belajar.
Apa sebetulnya penyebab maraknya kasus tindakan kekerasan seksual di lingkungan sekolah? Berikut beberapa faktor penyebab kekerasan seksual yang perlu diketahui:
1. Kurangnya perhatian dan penanganan dari pemerintah
Pemerintah cenderung menganggap tidak penting atas kasus tindakan kekerasan seksual. Sehingga tidak adanya penanganan khusus dan serius untuk kasus tersebut. Padahal, dampak yang ditimbulkan akibat dari tindakan kekerasan seksual sangatlah besar bagi korban yang mengalaminya.
2. Cara berpikir yang tidak setara
Kekerasan seksual sesungguhnya terjadi dimulai dari adanya cara berpikir yang tidak setara sehingga menyebabkan salah satu pihak dijadikan objek seksual. Kerap sekali korban kekerasan seksual adalah perempuan dan anak.
Sedihnya, korban seringkali disalahkan dalam kasus tersebut. Akibatnya korban takut untuk melaporkan apa yang terjadi terhadap mereka.
3. Adanya relasi kekuasaan yang tidak seimbang
Relasi kekuasaan yang tidak seimbang antara guru dan murid, dimana guru lebih dominan atas muridnya, menyebabkan seorang pengajar memiliki potensi melakukan tindakan kekerasan seksual. Dalam hal ini korban seringkali berada dibawah ancaman pelaku misalnya diancam untuk tidak naik kelas, nilai turun, dan ancaman lainnya.
4. Minimnya edukasi mengenai seks dan etika pergaulan
Kekerasan seksual seringkali terjadi karena minimnya pengenalan pendidikan tentang seks kepada anak. Hal ini disebabkan karena adanya pandangan tabu jika membicarakan hal yang berhubungan dengan seks.
Pendidikan seks sejak dini sangat penting agar anak dapat mengetahui seluruh anggota tubuhnya dan apa fungsinya. Anak dapat mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang lain atas anggota tubuhnya tersebut.
Cara mengatasi dan mencegah kekerasan seksual di sekolah
Meningkatnya tindak kekerasan seksual yang mencuat ke permukaan publik tidak bisa dianggap remeh. Merupakan tanggung jawab bersama dari berbagai pihak khususnya pihak sekolah dan orang tua dalam upaya untuk mencegah dan mengatasi agar kekerasan seksual tidak terjadi sama sekali.
Dampak psikologis terhadap mental korban sangat besar, yaitu ketakutan, trauma, hilangnya percaya diri, dan bahkan ketidakmampuan mereka menjalani hidup seperti biasa. Bagaimana cara mengatasi kekerasan seksual agar tidak terjadi lagi ?
Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual, diantaranya adalah:
1. Meningkatkan kualitas keamanan sekolah dan memperketat kualifikasi staf pengajar
Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual di sekolah adalah dengan meningkatkan kualitas keamanan agar sekolah menjadi tempat yang aman bagi siswa. Selain itu pemerintah sebaiknya memperketat kualifikasi staf pengajar sehingga dapat meningkatkan kualitas staf pengajar secara akademik maupun non akademik.
2. Perhatikan budaya sekolah
Pada saat memilih sekolah, perhatikan budaya seperti apa yang diterapkan oleh sekolah, pola pikir yang diajarkan dan bagaimana kehidupan sosial di lingkungan sekolah tersebut.
3. Memberikan psikoedukasi seksual sejak dini
Bentuk kekerasan seksual ternyata tidak hanya kontak fisik saja, namun juga non fisik. Pentingnya psikoedukasi seksual sejak dini bertujuan untuk menambah pengetahuan anak tentang kondisi tubuhnya dan etika pergaulan dengan lawan jenis.
Psikoedukasi seksual ini dapat diberikan kepada anak sejak dini melalui pendidikan formal dan informal. Hal tersebut dapat dilakukan ketika anak mulai bertanya tentang perbedaan jenis kelamin.
4. Memilih dengan ketat aktifitas belajar mengajar
Upaya lain yang dapat membantu mencegah tindak kekerasan seksual pada anak adalah dengan memilih aktivitas anak dengan ketat. Pemberian suplemen belajar online dapat menjadi salah satu solusi.
Bimbel online membuat anak mendapatkan ilmu tambahan dengan cara belajar yang menyenangkan, kapan saja dan dimana saja. Kesulitan memahami materi pelajaran dan mengerjakan PR saat belajar dirumah pun dapat diatasi dengan bermodal gadget serta kuota internet.
Dengan belajar online, kamu juga dapat menentukan jadwal dan cara belajar dengan fleksibel. Saat ini banyak sekali rekomendasi bimbel online yang sudah teruji kualitasnya, salah satunya adalah bimbel online Pahamify.
Pahamify merupakan aplikasi bimbel online yang memiliki banyak kelebihan dengan berbagai fitur yang sangat menarik dan dapat membantu kamu belajar optimal secara online. Nah, melalui aplikasi Pahamify tentu saja diharapkan dapat menghindari kemungkinan terjadinya kekerasan seksual, karena siswa dapat belajar dengan aman di rumah.
Editor : Arbi Anugrah