get app
inews
Aa Read Next : Sapphire Grup Alokasikan CSR untuk Renovasi Pos Jaga Perlintasan KA

Tobat Bandar Narkoba Freddy Budiman, Ucapkan Tahlil hingga Meninggal Tersenyum Usai Dieksekusi Mati

Selasa, 04 Januari 2022 | 20:40 WIB
header img
Ustadz Fatih Karim mengingat kematian Bandar Narkoba kelas kakap Freddy Budiman yang meninggal setelah dieksekusi regu tembak pada 29 Juli 2016 silam (Foto : Antara).

JAKARTA, iNews.id - Malam itu, 29 Juli 2016 silam empat terpidana mati menjalani eksekusi mati di lapangan tembak Limus Buntu, Tunggal Panaluan, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, salah satunya Freddy Budiman. Malam sebelum eksekusi dilakukan, hujan deras diertai angin kencang dan petir mengguyur kawasan Nusakambangan menjelang eksekusi mati hingga dinihari.

Ustadz Fatih Karim mengingat kematian Bandar Narkoba kelas kakap Freddy Budiman yang meninggal setelah dieksekusi regu tembak pada 29 Juli 2016 silam, sekitar pukul 00.45 WIB.

Sebelum Freddy berpulang, dirinya diketahui bertobat dan mengakui dosa-dosa yang telah dia perbuat. Salah satu saksinya tidak lain adalah Ustadz Fatih Karim.

Dirinya pernah mengenang kunjungannya ke Lapas Nusambangan untuk ceramah di sana. Saat itu, Ustadz Fatih Karim melihat sosok yang mencolok di antara tahanan lain.

"Saya ngisi pengajian di penjara itu, ini isinya orang penjara semua. Saya kan nggak kenal wajahnya. Begitu saya lihat di kanan, ada orang pakai koko putih, kopiah putih, berjenggot putih, dari tadi sampai akhir pengajian nangis senangis-nangisnya. Pipinya basah dengan air mata," kata Ustadz Fatih dilansir dari channel YouTube Khutbah Muslim, beberapa waktu lalu.

"Saya tanya ke penjaga penjara, 'Dia siapa? Dia Freddy Budiman'. Almarhum, ada yang masih ingat Freddy Budiman? Pengedar narkoba kelas kakap, bukan kakap lagi sudah paus," lanjutnya.

Sebelum Freddy dieksekusi, dirinya diizinkan untuk mengucapkan permintaan terakhir. Dan permintaan terakhir yang Freddy minta adalah mengucapkan kalimat tahlil, dan berharap matanya tidak ditutup saat nanti ditembak.

"Setelah eksekusi dibacakan, ada permintaan terakhir?" Keren, Masya Allah, apa katanya? 'Tolong izinkan saya, pada saat sebelum ditembak mati mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah'," kenang Ustadz Fatih Karim

"Permintaan yang kedua, tolong mata yang ditutup kain hitam dibuka matanya, kenapa? 'Karena saya ingin melihat dosa-dosa saya yang terlalu banyak untuk Indonesia'. Apa yang terjadi? Enggak dikasih izin. Tapi dimohon-mohon, akhirnya dikasih izin," imbuhnya.

Menurut Ustadz Fatih Karim, dirinya bahkan mendapat cerita kalau Freddy sempat khatam Al-Quran sebanyak 7 kali sebelum dia meninggal. Freddy diketahui membaca Al-Quran selama 2 hari berturut-turut.

Hingga akhirnya, tiba waktu Freddy menerima peluru timah yang mengarah ke tubuhnya. Ustadz Fatih Karim mengatakan kalau Freddy meninggal dalam keadaan tersenyum.

"Tangan kaki dilepas, digendong, badannya tinggi besar, ringan mas badannya. Kata sipir penjara, badannya ringan, ditaruh di keranda jenazah, wajahnya senyum. Masya Allah, mantan pemakai narkoba, matinya mengucapkan Laa ilaaha Illallah," jelasnya.

Usai diturunkan, jenazah Freddy difoto oleh salah seorang sipir penjara lalu dikirim ke Ustaz Fatih. Sontak Fatih terharu sembari mengirimkan doa dari jauh.

"Begitu difoto sama teman saya tadi, sipir penjara, cekrek, 'Ustaz doakan Ustaz, wajahnya mas Freddy'. Dikirim, Ya Allah saya itu nangis, senyum mas, senyum. Di keningnya ada keringat sebulir-bulir jagung. Seperti kata Rasulullah, seorang yang khusnul khotimah," pungkasnya.

 

 

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut