get app
inews
Aa Text
Read Next : Inovasi Puskesmas Kroya 1 Raih Penghargaan dari Kementerian PAN RB 

Puncak Kemarau Diprediksi Agustus 2023, Ada 105 Desa di Cilacap Rawan Kekeringan

Senin, 29 Mei 2023 | 12:15 WIB
header img
Ilustrasi BPBD Cilacap droppping air bersih ke wilayah yang mengalami kekeringan. (Foto: Dok BPBD Cilacap)

CILACAP, iNewsPurwokerto.id - Puncak musim kemarau di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah diperkirakan akan terjadi pada bulan Agustus 2023. Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau tahun ini akan tiba lebih awal dan berdampak lebih kering dari tahun sebelumnya.

Plt Kalak BPBD Kabupaten Cilacap, Erna Suharyati mengatakan bahwa untuk menyikapi potensi tersebut, BMKG telah menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau. Khususnya untuk wilayah yang mengalami sifat Musim Kemarau lebih kering dibanding biasanya. 

"Dampak yang dapat ditimbulkan antara lain, bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih," kata Erna Suharyati, dalam keterangannya, Senin (29/5/2023).

Dia menjelaskan, dalam upaya mengantisipasi dan bentuk kesiapsiagaan, Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap telah melakukan pemetaan daerah-daerah yang berpotensi terdampak fenomena El Nino. Hal ini untuk mencegah terjadinya kekeringan.

"Bahwa beberapa daerah di Cilacap perlu mengantisipasi bencana alam pada musim kemarau, khususnya terkait dengan dampak kekeringan yang mempengaruhi berbagai sektor, termasuk produksi pertanian," ujarnya.

Dia mengungkapkan, berdasarkan data dan pemetaan, Kabupaten Cilacap memiliki 105 Desa yang berada di 20 Kecamatan rawan kekeringan. Di mana hampir setengah lebih wilayah Cilacap rawan bencana kekeringan.

Maka dari itu, lanjut dia, semua daerah rawan kekeringan di Cilacap perlu dibekali mitigasi sejak dini untuk mengetahui tingkat kerawanannya. "Perlu aksi mitigasi secara komprehensif untuk mengantisipasi dampak musim kemarau yang diperkirakan akan jauh lebih kering dari tiga tahun terakhir," jelasnya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, BPBD Kabupaten Cilacap berharap budaya tangguh bencana tertanam di masyarakat dengan melakukan kegiatan mitigasi rutin. "Ketika bencana datang kita akan lebih siap dan sigap dalam bertindak, sehingga akan berdampak pada pengurangan resiko bencana dan mampu mewujudkan budaya tangguh bencana di masyarakat," ujarnya.

Selain memetakan daerah rawan kekeringan, BPBD Kabupaten Cilacap juga telah menyiagakan tiga kendaraan tangki air untuk membantu masyarakat yang mengalami kekurangan air bersih di daerah rawan kekeringan. "Kendaraan tersebut disiapkan untuk droping air bersih yang telah dialokasikan yaitu sebanyak 490 tangki dengan kapasitas 5000 liter per tangki," ucapnya.

Pemkab Cilacap juga berharap agar dunia usaha, sebagai salah satu unsur Pentahelix penanggulangan bencana agar dapat ikut berpartisipasi dalam penanganan kekeringan akibat dampak El Nino. Salah satunya dengan menyalurkan dana CSR untuk membantu kebutuhan air bersih masyarakat di daerah terdampak.

 

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut