PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Ada yang berbeda dari karya salah satu desainer yang tampil di Banyumas Fashion Festival (BFF 2023), Sabtu (1/7) kemarin. Desainer muda asal Kabupaten Banyumas yang menampilkan batik bertemakan 'Banyu Biru' ini ternyata melibatkan para penyandang difabilitas dalam penggarapan karya batik Banyumasan.
Ia adalah Ari Nugroho, salah satu desainer muda yang tergabung dalam Banyumas Fashion Indonesia dan merupakan UMKM binaan Bank Indonesia. Dia mengaku, dalam penggarapan desain pakaian batik miliknya, ia melibatkan penyandang difabilitas tuna rungu.
"Itu saya melibatkan teman-teman difabel. Jadi saya ingin bahwa karya saya ini tidak hanya bisa dinikmati oleh saya sendiri, tetapi bisa melibatkan mereka teman-teman difabel," kata Ari saat berbincang usai penampilan karyanya di atas catwalk, Sabtu (1/7) kemarin sore.
Menurut Ari, dengan bergabung dengan Banyumas Fashion Indonesia, dirinya juga dituntut untuk mengembangkan produk-produk UMKM, terutama kain batik melalui brand personalnya Dejarumi. Sebab, selama ini Banyumas sangat terkenal dengan batik Banyumasan-nya tapi belum ada Ready to wear atau busana yang bisa langsung dipakai.
"Nah kita para desainer dituntut untuk lebih kreatif dan mengembangkan dan berkolaborasi dengan para pelaku UMKM khususnya Batik," ujarnya.
Dilibatkannya tiga orang penyandang difabel dalam karya desain pakaiannya, menurut Ari bukan tanpa sebab. Ia melihat jika para difabel memiliki potensi yang sangat besar, terutama dalam keahlian menjahit, akan tetapi mereka masih jarang dilibatkan dalam mendukung karya-karya desainer.
"Jadi saya ingin memberdayakan para difabel, mungkin agak sulit, dalam tanda kutip diterima di industri seperti konveksi dan sebagainya. Lalu kalau bukan kita yang menggandeng mereka, siapa lagi. Konsepnya simpel kalau kita ingin berkolaborasi dengan para pembatik dan difabel yang juga punya keterampilan menjahit," jelasnya.
Ari mengungkapkan jika nantinya, hasil karya yang dipamerkan dan diperagakan dalam ajang Banyumas Fashion Festival berhasil terjual. Uang hasil penjualan tersebut akan ia donasikan untuk para difabel.
"Nanti dari penjualan baju itu, kita akan donasikan untuk para difabel," ujarnya.
Banyumas Fashion Festival (BFF 2023) sendiri digelar di Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas melalui gelaran Karya Kreatif Serayu (KKF) yang diadakan Bank Indonesia di Rita Supermall Purwokerto, Sabtu (1/7). Masih dengan karya fashion batik Banyumasan, BFF 2023 kali ini mengangkat tema 'Kidung Batik Banyumasan'.
Banyumas Fashion Festival 2023 sendiri merupakan kali kedua yang digelar dan diikuti oleh sekitar 42 desainer yang menghadirkan fashion show, fashion design competition, dan fashion exhibition.
Para desainer yang ikut dalam acara BFF 2023 ini diantaranya dari Purwokerto, Banyumas, Cilacap, Semarang, Jakarta, Solo, Yogyakarta, Salatiga, Kudus dan Pekalongan. Kegiatan ini juga dihadiri oleh desainer tamu seperti Ina Priyono (IFC Semarang), Andy Sugix (IFC Malang) dan Emmy The (IFC Jakarta).
Dwi Kristanto, Ketua Pelaksana BFF 2023 mengatakan jika event Banyumas Fashion Festival 2023 tetap mengangkat kekayaan khasanah fashion dari wilayah Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen (Barlingmascakeb).
"Banyumas memiliki kekayaan khasanah fashion yang sangat potensial untuk dikembangkan, serta memiliki daya saing yang tak kalah dengan daerah lain. Di antaranya, keberagaman hasil wastra Nusantara, terutama Batik yang bisa menjadi salah satu kekuatan untuk menjadikan Banyumas sebagai pusat destinasi wisata belanja produk Ready to Wear Craft Fashion," kata Dwi.
Dalam pergelaran BFF 2023, sebanyak 24 model hasil audisi yang berasal dari berbagai daerah tampil di atas catwalk.
Dwi menyebut jika Banyumas memiliki potensi sumber daya manusia di bidang fashion, yaitu para desainer, baik yang tergabung dalam asosiasi mode maupun di luar asosiasi, yang telah menghasilkan karya bertaraf nasional dan internasional.
Kegiatan BFF 2023 ini juga bertujuan untuk melahirkan karya- karya fashion terkini dan memberikan inspirasi kepada pelaku industri mode Indonesia, Jawa Tengah dan Banyumas pada khususnya.
Editor : Arbi Anugrah