"Seperti orang KKN, tetapi sedang berlibur. Di akhir pekan, mereka bekerja, sementara di hari kerja mereka memiliki banyak waktu untuk berlibur, sehingga mereka dapat menikmatinya lebih baik," katanya.
Terdapat 10 orang peserta asal Belgia yang berpartisipasi dalam program Summer Camp kali ini.
Sumber dana untuk program ini berasal dari relawan yang merupakan orangtua atau saudara dari peserta, yang menyelenggarakan berbagai kegiatan tersebut.
Indonesia dikenal di berbagai dunia, dan motivasi utama peserta program ini adalah karena inspirasi dari orangtua mereka yang pernah mengunjungi Indonesia.
"Saat berada di sini, mereka tidak makan roti. Tetapi mereka harus makan nasi, karena Indonesia memiliki banyak variasi makanan yang dapat dinikmati," ujar Tekad.
Melalui Yayasan Tileng, banyak kontribusi telah diberikan kepada warga Karangsalam.
Selama sekitar 23 tahun kerjasama, yayasan ini telah membantu membangun berbagai fasilitas pendidikan, seperti SD, PAUD, dan tempat ibadah.
Bahkan, ada juga anak-anak dari Karangsalam yang saat ini sedang melanjutkan studi di Inggris dengan bantuan Yayasan Tileng.
"Ada juga 100 anak yang mendapatkan bantuan pendidikan, termasuk guru-guru honor. Program KKN mereka melibatkan nilai sosial dan melibatkan berbagai proyek," tambahnya.
Setelah ini, mereka akan mengunjungi Gunung Prau, Baturraden, dan Yogyakarta.
Editor : EldeJoyosemito