get app
inews
Aa Read Next : Pemkab Kebumen Alokasikan Rp9,2 Miliar Beli 154 Ribu Lebih Zak Semen

Cerita Warga Kebumen yang Masih Hidup di Gubug Reot Selama 5 Tahun

Senin, 24 Juli 2023 | 07:37 WIB
header img
Seorang warga di Desa Rantewringin, Kecamatan Buluspesantren, Kebumen ternyata hidupnya memprihatinkan. (Foto: Istimewa)

KEBUMEN, iNewsPurwokerto.id-Seorang warga di Desa Rantewringin, Kecamatan Buluspesantren, Kebumen ternyata hidupnya memprihatinkan.

Namanya Dul Somad. Ia sudah tinggal sebatang kara selama lima tahun dalam sebuah gubuk reot yang tidak layak huni.

Saat ini, Dul Somad tinggal seorang diri dalam bangunan seadanya yang terbuat dari terpal, sebagai perlindungan dari hujan dan terik matahari. 

Ia bahkan tidur dengan beralaskan bambu yang ditata rapi, ditumpuk dengan kain, plastik bekas, dan karung bekas.

"Dulu rumah saya roboh karena terkena longsor di pinggir Sungai Lukulo, jadi terpaksa saya membuat gubuk di samping bekas rumah lama,”kata Dul Somad.

Meskipun sudah berusia senja, Dul Somad masih lajang dan belum pernah menikah. Ia bekerja sebagai tukang serabutan. 

Meski banyak saudara yang menawarinya untuk tinggal bersama, ia menolak karena takut merepotkan.

Kondisi itulah yang menggerakkan Bupati Kebumen Arif Sugiyanto, bersama komunitas Sedulur Kebumen mengunjungi Dul Somad.

Kunjungan Bupati dan rombongan bertujuan untuk meninjau kesiapan pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) untuk Dul Somad. 

Hadir dalam kesempatan tersebut, Camat Buluspesantren dan anggota Forkopimcam, serta Kepala Desa Rantewringin, Sri Norma Cherani, dan warga sekitar.

Dul Somad merasa bahagia mendapatkan bantuan dari Komunitas Sedulur Kebumen, yang dengan pedulinya membantu membangun rumah di atas tanah milik saudaranya yang telah diserahkan untuk ditempati. 

Sebelumnya, Dul Somad tinggal di rumah yang roboh akibat longsor ke sungai dan karena tak mampu membangun kembali, ia terpaksa tinggal di reruntuhan rumahnya yang hanya tersisa terasnya saja.

Bupati Kebumen menyampaikan bahwa untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem, diperlukan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, sebagaimana yang dilakukan oleh Komunitas Sedulur Kebumen. 

“Penting adanya kebersamaan tanpa memandang perbedaan warna kulit atau latar belakang, demi mencapai Kebumen yang bebas dari kemiskinan ekstrem, seperti halnya Dul Somad yang tinggal dalam kondisi sulit,”katanya.

Untuk pembangunan rumah tersebut, Komunitas Sedulur Kebumen mengeluarkan anggaran sebesar Rp 26 juta, dan Pemerintah Desa juga memberikan bantuan RTLH sebesar Rp 10 juta. 

Selain itu, rumah yang dibangun juga akan dilengkapi dengan listrik dan perabotan rumah tangga dari Komunitas Sedulur Kebumen. Dengan bantuan ini, pemilik rumah, Dul Somad, akan dapat hidup layak dalam rumah yang telah diperbaiki.

Editor : Elde Joyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut