Tidak diperbolehkannya hotel, restoran, dan bangunan lain dibangun di Pulau Socotra merupakan salah satu tindakan yang dilakukan UNESCO untuk menjaga keaslian alam pulau. Pada Juli 2008 lalu, UNESCO memang telah mengakui Pulau Socotra sebagai situs warisan alam dunia. Oleh karenanya, UNESCO memberikan perlindungan lingkungan terhadap pulau ini.
Grafis empat fakta Socotra. (Grafis MPI)
3. Keunikan Flora dan Fauna
Pulau Socotra dikenal dengan ragam flora yang membuat tempat ini terlihat aneh sekaligus eksotis. Keberadaan tumbuhan tersebut tak ubahnya karena kondisi iklim dan geologi pulau yang juga unik.
Terdapat sekitar 800 tumbuhan dengan 293 diantaranya merupakan flora endemik yang tidak dapat ditemukan di luar Pulau Socotra. Tumbuhan unik yang tumbuh di Pulau Socotra di antaranya adalah pohon Darah Naga.
Katanya, getah pohon ini digunakan penduduk lokal sebagai obat dari berbagai penyakit. Tumbuhan lainnya adalah tanaman raksasa Dorstenia, Dendrosicyos, pohon Delima Socotra, dan sebagainya.
Terdapat pula fauna endemik seperti 90 persen reptil, 192 spesies burung, 95 persen jenis siput yang tidak ditemukan di tempat lain, 730 jenis ikan, terumbu karang dan sebagainya. Spesies burung endemik Pulau Socotra antara lain, Socotra Sunbird Nectarinia Balfouri, Socotra Starling Onychognathus Frater, Grosbeak Socotra Rhynchostruthus Socotranus, Socotra Sparrow Passer Insularis, dan burung penyanyi Socotra yakni Incana.
4. Penduduk Socotra
Sebagian besar penduduk Socotra tinggal di pulau utama, tepatnya kota Hadibu. Pulau-pulau lainnya jarang dihuni. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Semit Soqotri, hanya dipahami oleh penduduk Socotra saja. Rata-rata penduduknya bekerja sebagai nelayan, beternak, dan membudidayakan kurma.
Penduduk Pulau Socotra masih menjadi misteri karena kehidupan mereka yang terisolasi dari masyarakat modern. Mereka sangat memperjuangkan tradisi serta adat istiadat mereka.
Sebuah film dokumenter yang disutradarai dan diproduksi oleh Carles Cardelus memperlihatkan kehidupan masyarakat lokal yang tidak pernah berhenti melestarikan alam serta kehidupan di Pulau Socotra.
Namun perlahan, budaya leluhur mereka sudah mulai terpengaruh dengan budaya modern. Contohnya, beberapa tahun lalu nelayan tidak menggunakan uang karena alat tukar mereka adalah ikan. Saat ini, uang sudah digunakan. Masyarakat lokal pun sudah mulai percaya dengan dokter, ketimbang dukun atau shaman.
Editor : EldeJoyosemito