PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Gelaran Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah XVI tahun 2023 di Pati Raya telah berakhir pada Jumat (11/8) malam. Porprov Jateng 2023 itu ditutup langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin di Stadion Gelora Bumi Kartini, Kabupaten Jepara.
Dalam ajang Porprov Jateng XVI, kontingen Banyumas sendiri berada pada posisi 8 pengumpul medali terbanyak dengan perolehan 29 emas, 44 perak, dan 50 perunggu, sehingga total perolehan sebanyak 123 medali. Sedangkan untuk juara umum diraih oleh Kota Semarang dengan perolehan 186 emas, 138 perak, dan 137 perunggu.
Menurut Wakil Ketua Umum III Bidang Humas dan Media bahwa KONI Banyumas, Iksanto mengatakan, berdasarkan analisa dunia olahraga, terdapat catatan menarik yang telah diperjuangkan oleh atlet-atlet Kabupaten Banyumas. Di mana ketika bertanding di lapangan, kontingen Kabupaten Banyumas tampil tanpa beban, meskipun dibebankan meraih hasil terbaik, bukan sekadar emas, perak, ataupun perunggu.
"Perjuangan itulah yang tanpa disadari membuahkan hasil terbaik, yakni dalam catatan angka di peringkat 8 namun sebenarnya Banyumas menduduki urutan ke 5 pengumpul medali terbanyak, dengan catatan pesaingnya adalah tuan rumah Pati Raya yang meliputi Kota Pati, Kudus, Grobogan, Jepara, Blora, dan Rembang," kata Iksanto dalam keterangannya, Minggu (13/8/2023).
Dia mengatakan, tuan rumah bersama seperti istilah Pati Raya merupakan istilah 'kroyokan' dalam meraih medali sebanyak mungkin, disebuah multi event resmi seperti Porprov, PON, bahkan hingga sekelas Olimpiade.
"Jadi dalam kalkulasi medali olahraga urutan 5 besar peringkat peraih medali terbanyak dalam porprov Jateng 2023 yang berakhir pada 11 Agustus 2023 adalah Kota Semarang, Pati Raya, Kota Surakarta, Kota Salatiga, dan Kabupaten Banyumas," jelasnya.
Namun, jika dibandingkan pada ajang Poprov sebelumnya tahun 2018 di Kota Surakarta, yang berada di peringkat 5 artinya Kabupaten Banyumas mampu bertahan dari 'kroyokan' Pati Raya dan hanya kalah dari Kota Semarang, Kota Surakarta, dan Kota Salatiga.
Jika bicara Porprov Jateng XVI di Pati Raya, Iksanto mengatakan jika hal tersebut pernah disampaikan oleh Ketua Umum KONI Banyumas Bambang Setiawan sebelum keberangkatan, bahwa saingan terberat Kabupaten Banyumas adalah Kota Semarang, Kota Surakarta, dan tuan rumah Pati Raya yang meliputi Kabupaten Pati, Grobogan, Blora, Kudus, Jepara, dan Rembang.
"Saingan terberat kita adalah Kota Semarang, Kota Surakarta, dan tuan rumah Pati Raya yaitu Kebupaten Pati, Grobogan, Blora, Kudus, Jepara, dan Rembang," ucap Iksanto mengungkapkan pernyataan Bambang Setiawan.
Lanjut Iksanto, tuan rumah pasti akan berupaya sekuat tenaga, dan dengan bebagai cara untuk bisa memenangkan setiap pertandingan disetiap venues yang berlangsung di daerah masing-masing.
Terlepas dari kekurangan dan kelebihan yang ada dalam hal pembinaan atlet oleh para praktisi olahraga, jelas Iksanto pada prinsipnya atlet Kabupaten Banyumas telah memiliki jiwa militan untuk tampil menjadi yang terbaik. Hal itu karena atlet Banyumas merasa memiliki daerah asalnya yang dibuktikan dengan dokumen kependudukannya.
Ditambahkan Iksanto, bersama atlet dan official serta insan olahraga didalamnya, telah berjuang semaksimal mungkin dengan segala keterbatasan yang ada.
Menurutnya prestasi olahraga yang naik turun adalah hal yang terjadi disetiap daerah, dan biasanya para atlet dan pengurus cabang olahraga akan realistis terhadap kemampuan para atletnya tersebut.
"Ini yang harus dipahami bahwa naik turun peringkat itu hal wajar, namun akan bangga bilamana sang atlet atau cabor berjuang maksimal, terlebih mampu bertahan dengan segala keprihatinannya," jelasnya.
Lantas bagaimana jika terdapat atlet yang tiba-tiba membela daerah lain menjelang event resmi. Dalam olahraga itu merupakan hal biasa, tetapi hal itu tidak akan terjadi bila di dalam internal cabang olahraga tempat para atlet bernaung didaerahnya ada komunikasi yang baik, mulai dari sang atlet, orang tua atlet, pelatih, pengurus, bahkan sesama atlet.
"Olahraga sebagai platform untuk mobilisasi komunikasi, pendidikan sosial olahraga memainkan peran berharga ketika ketiganya menyatu," jelasnya.
Menyelenggarakan even olahraga dan berpartisipasi didalamnya harus mampu merencanakan dan dapat menjamin serta memfasilitasi semua elemen yang terlibat didalamnya.
Sementara menurut Happy Sunaryanto, Wakil Ketua Umum 1 Bidang Organisasi dan Hukum Keolahragaan menjelaskan jika kepindahan atlet atau mutasi atlet jelas memiliki aturan dan mekanisme yang harus dipenuhi.
"Ada aturannya, mulai dari permintaan klub cabor, Pengkab Cabor, Pengprov Cabor dan Rekomendasi KONI yang sah, dan lainnya, jadi tidak bisa seenaknya membela daerah lain tanpa ijin," katanya.
Seperti pernyataan sebelumnya dari Ketua Umum Koni Banyumas, Bambangn Setiawan, jika dirinya sama sekali belum pernah mengeluarkan selembarpun surat rekomendasi tentang mutasi atlet selama menjabat Ketua.
Bahkan, KONI Banyumas juga sempat melayangkan surat keberatan kepada Tim Penyelesaian Mutasi Atlet (TPMA) KONI Jawa Tengah terkait kepindahan beberapa atlet Kabupaten Banyumas secara tiba-tiba membela daerah lain menjelang Porprov Jateng XVI.
Editor : Arbi Anugrah