Lebih lanjut Indriyati mengaku bersyukur, Rianto banyak membantu program ini. “Alhamdulillah Mas Rianto selalu mendampingi kami sejak program Modul Nusantara 1 tahun 2021. Saat itu Mas Rianto hadir secara daring langsung dari Jepang karena memang beliau bermukim di Jepang. Tahun 2022 kebetulan sudah bisa hadir secara luring di Banyumas dan tahun 2023 ini menjadi lebih istimewa lagi karena Mas Rianto bahkan mengajak istri dan teman-temannya dari Jepang untuk turut mementaskan tari Lengger Banyumasan ini,”ujarnya.
Antusiasme mahasiswa dalam mengikuti kelas kebinekaan ini sangat tinggi, tampak dari banyaknya mahasiswa yang bertanya secara langsung di sesi tanya jawab.
Ada yang bertanya, bagaimana Rianto yang seorang laki-laki bisa menghadapi pandangan masyarakat atas pilihannya untuk menjadi lengger. “Jangan banyak bicara, tapi banyaklah memahami, jangan banyak mencela, tetapi banyaklah mencintai,”jelas Rianto.
Salah seorang mahasiswa asal Universitas Mataram, Hanif Cahyo Wicaksono mengatakan bahwa selain belajar tentang perjuangan, acara hari ini memberinya sebuah tamparan.
“Melihat orang-orang Jepang yang serius belajar lengger dan bisa membawakan tari lengger, saya seperti ditampar. Orang asing banyak yang tertarik dan mau belajar budaya kita, kenapa kita tidak melakukan hal yang sama. Ini menjadi sebuah motivasi tersendiri bagi saya dan teman-teman, untuk lebih berbangga dan bersama-sama menjaga serta melestarikan budaya Nusantara,”jelasnya.
Editor : EldeJoyosemito