JAKARTA, iNews.id - Edy Mulyadi ditantang warga Kalimantan untuk datang ke sana dan meminta maaf secara langsung.
Edy sebelumnya minta maaf di saluran Youtube setelah menyebut Kalimantan tempat jin buang anak.
Namun, permintaan Edy ternyata tidak diterima oleh netizen yang mayoritas warga asli Kalimantan. Mereka ingin Edy langsung datang ke Kalimantan.
"Tidak ada maaf maaf kalau masih secara video datang ke Kalimantan Langsung," tulis netizen NIM 502 046 Kristian Wagner di kolom komentar akun YouTube Bang Edy Channel, Selasa (24/1/2022).
Hal yang sama juga diungkapkan netizen Antonius Teguh. Menurutnya, Edy tidak boleh meminta maaf lewat media elektronik.
"Menurut Adat istiadat Warga Kalimantan, anda tidak boleh meminta maaf melalui Media elektronik/ online seperti ini Bung Edi," tulisnya.
Edy Mulyadi Juga Dilaporkan ke Polda Kalsel "Soalnya ini menyangkut harkat dan martabat Kami masyarakat kalimantan. Masalah bisa selesai jika anda datang sendiri menghadap tokoh Adat Dayak dan Kesultanan Kerajaan Kutai Kartanegara," lanjutnya.
Seperti diketahui, Edy Mulyadi minta maaf setelah menyebut Kalimantan tempat jin buang anak. Permintaan maaf ini disampaikan lewat video yang diunggah di YouTube.
Video berdurasi kurang dari 10 menit itu terlihat Edy ditemani dengan sejumlah rekannya. Dia pun menjelaskan, istilah jin buang itu sebagai lokasi yang jauh.
"Pernyataan tempat jin buang anak itu bagi saya hanya menggambarkan sebuah tempat yang jauh," kata Edy dikutip dari akun YouTube Bang Edy Channel, Selasa (24/1/2022).
"Tapi tetap gimanapun juga saya minta maaf kalau ucapan itu dianggap melukai," kata dia. Rekan Edy pun menjelaskan, jika pernyataan Edy saat itu tidak sejahat yang diperkirakan orang.
"Mohon teman-teman di Kalimantan, sebenarnya ucapan Bang Edy itu enggak sejahat yang diperkirakan," kata pria tersebut. Sebelumnya video Edy Mulyadi yang menghina Kalimantan saat mengkritik rencana pemindahan ibu kota negara menjadi polemik dan viral di media sosial. Dalam video itu Edy Mulyadi menyebutkan "Kalimantan Tempat Jin Buang Anak".
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta