Wakil Presiden juga menetapkan target penurunan prevalensi stunting di tingkat nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024. "Kita harus mencapai target ini meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan yang semakin berat," tambahnya.
Menurutnya, tahun mendatang adalah tahun politik, sehingga penting untuk memastikan bahwa pergantian kepemimpinan di pusat dan daerah tetap memprioritaskan penurunan stunting dalam agenda pembangunan.
Wakil Presiden juga mendorong percepatan penurunan stunting melalui berbagai kebijakan hukum, politik, sosial, budaya, dan pendekatan keagamaan.
Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga, dr Jusi Febrianto, melaporkan bahwa prevalensi stunting di Purbalingga per Oktober 2023 mencapai 12,3 persen.
"Meskipun ini sudah melebihi target nasional yang mengharapkan penurunan stunting hingga 14 persen pada 2024, kami akan terus berupaya untuk meningkatkan pencapaian ini," katanya.
Jusi juga menjelaskan bahwa Pemkab Purbalingga telah melaksanakan berbagai program konkret untuk mengurangi stunting, seperti penyediaan alat antropometri sebanyak 1.067 unit agar semua posyandu memiliki alat ukur balita yang standar dan terkalibrasi.
Selain itu, mereka juga memberikan makanan tambahan bagi balita, mengimplementasikan program 'Aksi Cegah Stunting', dan meningkatkan kapasitas kader kesehatan.
Editor : EldeJoyosemito