GAZA, iNewsPurwokerto.id - Israel melakukan pengeboman Sekolah Al-Fakhoora di Gaza yang menewaskan lebih dari 200 orang. Sekolah tersebut diketahui menjadi pusat penampungan para pengungsi Gaza.
Dalam laporan Al Jazeera seperti dikutip SindoNews, Sabtu (18/11/2023), sekitar 200 orang tewas dalam target pemboman Israel di Sekolah al-Fakhoora. Serangan Israel tersebut bertujuan untuk memaksa warga Palestina pindah ke Gaza selatan.
Pertempuran yang kini tengah berlangsung di Jalur Gaza bagian utara, membuat banyak warga Palestina mengungsi ke sekolah-sekolah untuk mendapatkan perlindungan dari serangan Israel. Kebanyakan sekolah tersebut dikelola PBB dan berada di sekitar Rumah Sakit Indonesia.
Banyak warga yang berlindung di sekolah al-Fakhoura di kamp pengungsi Jabalia memiliki masalah kesehatan dan mengira jika dapat mencari perlindungan. Akan tetapi, tentara Israel rupanya mengirimkan pesan: Melarikan diri ke selatan Jalur Gaza.
Serangan Israel terhadap sekolah-sekolah bukanlah yang pertama, serangan serupa pernah dilakukan Israel terhadap toko roti dan rumah sakit di Gaza.
Sebelumnya, 32 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di blok pemukiman di Gaza selatan pada hari Sabtu, kata petugas medis, setelah Israel kembali memperingatkan warga sipil untuk pindah karena mereka berbalik menyerang Hamas di selatan wilayah kantong tersebut setelah menaklukkan wilayah utara.
Tindakan seperti itu dapat memaksa ratusan ribu warga Palestina yang melarikan diri ke selatan dari serangan Israel di Kota Gaza untuk pindah lagi, bersama dengan penduduk Khan Younis, sebuah kota berpenduduk lebih dari 400.000 jiwa, sehingga memperburuk krisis kemanusiaan yang mengerikan.
Israel bersumpah akan memusnahkan kelompok pejuang Hamas yang menguasai Jalur Gaza setelah serangan mereka pada 7 Oktober ke Israel di mana para pejuangnya menewaskan 1.200 orang dan menyeret 240 sandera ke daerah kantong tersebut, menurut penghitungan Israel.
Sejak itu, Israel telah membom sebagian besar Kota Gaza – pusat kota di wilayah tersebut – hingga menjadi puing-puing, memerintahkan depopulasi di bagian utara jalur sempit tersebut dan membuat sekitar dua pertiga dari 2,3 juta warga Palestina di Gaza menjadi pengungsi. Banyak dari mereka yang melarikan diri khawatir bahwa tunawisma mereka akan menjadi permanen.
Otoritas kesehatan Gaza mengumumkan jumlah korban tewas pada hari Jumat menjadi lebih dari 12.000, 5.000 di antaranya adalah anak-anak. PBB menganggap angka-angka tersebut dapat dipercaya, meskipun angka-angka tersebut sekarang jarang diperbarui karena sulitnya mengumpulkan informasi.
Berdasarkan situs resmi gerakan Hamas, menyatakan jika para pejuang Hamas tidak akan meninggalkan Palestina. Mereka juga menyatakan jika pembantai berkelanjutan terhadap warga sipil yang dilakukan Israel di sekolah Al-Fakhoora akan mendapatkan balasan.
"Kami tidak akan meninggalkan negeri ini, dan kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas pembantaian yang kalian lakukan di Sekolah Al Fakhoora," tulis pernyataan tersebut.
Editor : Arbi Anugrah