PURWOKERTO, iNews.id - Banser tengah trending topik di jagad media sosial twitter pada Sabtu (29/1/2022). Hal tersebut diduga setelah Banser membubarkan kegiatan Sugik Nur atau Gus Nur di Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas pada Jumat (28/1) kemarin.
Dalam cuplikan video yang beredar terlihat anggota Ansor dan Banser tengah mengkonfirmasi kepada Sugik Nur secara baik-baik terkait laporan warga yang takut akan adanya ujaran kebencian yang disampaikan Sugik Nur di Kecamatan Sokaraja. Sugik Nur kemudian meminta bukti video yang memiliki ujara kebencian tersebut.
"Mana video saya yang meresahkan masyarakat, ini baru seneng saya, karena kemarin katanya, katanya, katanya. Mana videonya mas? biar Biar saya jawab sekarang," tanya Sugik Nur.
Dalam video tersebut, Sugik Nur juga bertanya kepada orang orang yang mengikuti kegiatan tersebut, apakah ada ucapan ujaran kebencian yang disampaikannya
"Ok yang pertama, ini mumpung belum pulang semua ini. Ada tidak saya ujaran kebencian menghasut warga membenci pemerintah?," tanya Sugik Nur.
Pertanyaan tersebut kemudian dijawab orang-orang yang ada dalam ruangan tersebut dengan kata tidak. Namun tiba tiba terdengar suara teriakan "sumpah" hingga akhirnya membuat salah satu anggota yang dketahui berasal dari Patriot Garda Nusantara (PGN) ke tengah ruangan tersebut, hingga terjadi perseteruan.
Video tersebut langsung membuat netizen memberikan beragam komentar hingga menjadi trending topik twitter.
"Banser kembali berulah, Kali ini acara penggalangan dana Gus Nur dibubarkan di Sokaraja, Banyumas dengan alasan meresahkan Masyarakat karena tidak pro pemerintah," tulis @Ravispa_STB
"Gak jelas omongan Banser ini surug nunjukin videonya malah berkelit kemana2," ucap @harimau_sumatera.
Menurut Wakil Ketua PGN Banyumas Gangsar Mijil Saputra saat ditemui wartawan pada Sabtu (29/1/2022) membenarkan adanya peristiwa dalam video yang beredar.
“Saya tegaskan, kami tidak membubarkan pengajian. Sebab, banyak video yang beredar media sosial ceritanya dipelintir. Saya (PGN) bersama Ansor dan Banser datang ke situ, karena ada laporan warga yang resah. Pertemuan itu tidak berizin. Bahkan RT dan RW tidak tahu sama sekali,”kata Mijil.
Editor : Arbi Anugrah