Tokoh yang pertama kali mengusung konsep Crab Mentality adalah David Wong, seorang penulis dan blogger dari Amerika Serikat. Dalam karyanya yang berjudul "Crab Mentality: How to Stop Letting Others Hold You Back", Wong memaparkan bahwa crab mentality adalah peristiwa yang umum terjadi di berbagai lapisan masyarakat, baik d kantor, sekolah, ataupun dalam lingkungan keluarga.
Istilah ini berasal dari analogi perilaku kepiting di dalam suatu keranjang yang mencengkeram rekan mereka saat salah satu mencoba memanjat untuk keluar dari keranjang. Wong menyediakan indikator yang menandakan seseorang menderita dari mentalitas kepiting ini, seperti rasa iri melihat orang lain mencapai kesuksesan, menyebarkan berita burung dan desas-desus untuk merusak reputasi orang lain, dan lain sebagainya.
Crab mentality dapat muncul di berbagai tempat. Penting untuk dapat mengidentifikasi tanda-tanda orang yang mungkin memiliki mentalitas kepiting agar dapat menghadapinya dengan tepat. Bersanding dengan individu crab mentality pasti akan menyulitkan perkembangan diri kita, terutama dalam mencapai tujuan dan cita cita. Ketika bertemu individu yang dianggap dapat menghambat perkembangan kita dalam berkarir, ada beberapa hal yang dapat dilakukan menurut Indriyani dkk dalam penelitiannya yang berjudul Crab Mentality: Penyakit Mental Interaksi Sosial, hal-hal tersebut adalah :
Pertama, memiliki ketekunan dan prinsip yang teguh sangat penting agar seseorang tidak terpengaruh oleh pendapat negatif orang lain. Ketika seseorang tekun dan gigih mengejar impian mereka, tidak perlu mendengarkan pandangan orang lain yang mungkin tidak mendukung. Terutama, hindari pendapat negatif dari mereka yang berusaha membuat seseorang menyerah dalam perjalanan mereka. Meskipun kegagalan mungkin terjadi, itu adalah bagian yang tak terhindarkan dari proses. Orang mungkin akan mencemooh atau merasa senang melihat kegagalan seseorang, namun daripada membiarkan diri tenggelam dalam kesedihan, lebih baik menggunakan kegagalan sebagai pelajaran untuk perbaikan diri dan menghindari kesalahan yang sama.
Kedua, menjauh dari lingkungan toxic adalah langkah penting. Menyingkir dari orang-orang yang tidak mendukung, tidak menghargai usaha, dan meremehkan upaya seseorang adalah tindakan bijak. Cari lingkungan yang positif dengan teman sefrekuensi yang optimis dan saling mendukung dalam mencapai impian masing-masing.
Menghindari orang-orang yang meragukan kemampuan seseorang untuk mencapai impian hanya akan membantu membangun suasana yang lebih positif dan mendukung. Seseorang dengan crab mentality akan menciptakan lingkungan sosial yang buruk bagi dirinya dan individu di sekitarnya.
Menurut buku “Kesehatan Mental” karya Diana Vidya Fakhriyani tahun 2017, perkembangan kesehatan mental individu ditentukan oleh kualitas kondisi psikologis / iklim lingkungan dimana individu berada. Individu yang berada di lingkungan sosial toxic pasti akan memperburuk kondisi mentalnya, begitupun sebaliknya.
Penulis:
Adhitya Ridwan Budhi Prasetyo Nugroho dari UIN Prof. K.H. SaifuddinZuhri Purwokerto
Editor : Arbi Anugrah