CILACAP, iNewsPurwokerto.id-Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) menggelar pertemuan dengan Perkumpulan Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI) di kompleks Pabrik Tresno Jamu Indonesia, Mujur Lor, Kroya, pada Selasa (26/6/2024).
Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Registrasi Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik Anisyah, Kepala Loka POM Banyumas Winanto, Direktur PT Tresno Jamu Indonesia Mutriono, dan sejumlah pengusaha jamu dari PPJAI serta Tresno Jamu Indonesia.
Dalam pertemuan yang sekaligus merupakan ajang silaturahmi ini, BPOM menyatakan bahwa PPJAI Wilayah Banyumas Raya telah bertransformasi di era digital dengan mempertahankan dan mengembangkan produk jamu herbal berkualitas tanpa bahan kimia obat (BKO).
“Dulu kami awasi, larang, dan berikan sanksi. Kini kami ubah dengan pendampingan agar para pengusaha jamu taat regulasi sehingga produknya menjadi baik. Kami melihat perubahan transformasi benar-benar terjadi,” kata Mohamad Kashuri, usai meninjau Pabrik Tresno Jamu Indonesia, yang juga milik salah satu anggota PPJAI.
BPOM akan terus mengintensifkan pendampingan kepada para pelaku usaha, agar pertumbuhan mereka semakin maju.
“Kami terus memudahkan registrasi dan memberikan bimbingan teknis kepada teman-teman supaya taat regulasi. Kami mengapresiasi PPJAI yang sudah menaungi para pelaku usaha, taat regulasi, serta memproduksi jamu yang aman, bermutu, dan diterima oleh pasar,” tambahnya.
Banyumas Raya menjadi salah satu daerah yang mendapat perhatian karena banyaknya pelaku usaha obat tradisional yang baik di wilayah ini. BPOM berkomitmen untuk memfasilitasi pertumbuhan mereka agar lebih cepat.
Saat ini, PPJAI telah melakukan terobosan dengan digital marketing. Hal tersebut dapat menjadi contoh bagi daerah lain untuk lebih baik.
“Kami berharap obat berbahan alam semakin maju tidak hanya di dalam negeri tetapi juga berkualitas untuk ekspor. Ini yang akan kami carikan solusinya, bagaimana cara menuju akses pasar global,” ujarnya.
Editor : EldeJoyosemito