get app
inews
Aa Read Next : TNI AD Bangun 20 Pompa Hydrant dari Sungai Serayu, Aliri Sawah 3 Desa di Banyumas

Hans Hamzah Tokoh di Balik Operasi Intelijen dengan Kamuflase Penyamaran Luar Biasa

Sabtu, 14 September 2024 | 11:45 WIB
header img
Hans Hamzah, sosok misterius di balik operasi intelijen Indonesia, adalah seorang master penyamaran. Foto: Ilustrasi/Freepik

Operasi Puyuh

Di luar operasi yang sangat sukses di Bali itu, Hans Hamzah juga sukses memimpin sebuah operasi mata-mata bersandi Puyuh. Operasi ini dibuat ketika Bakin mencuriga kedatangan Hugo Tinguely, mahasiswa asal Swiss ke Jakarta pada April 1977.

Bakin sebelumnya telah menerima memo dari CIA tentang kemungkinan serangan terhadap kampanye Golkar yang akan berlangsung di Stadion Senayan. Namun CIA menyebut informasi itu dari sumber yang masih diragukan.

Belakangan Bakin juga mendapat informasi dari mitra asingnya. Sebelum masuk Indonesia, Tinguely sebulan tinggal di Jepang. Di negara itu dia menjadi buruan polisi karena dianggap bersimpati dengan Tentara Merah Jepang. Bekal informasi itu menyimpulkan Tinguely sebagai target yang harus diawasi dan dikorek informasinya.

“Satsus Intel bergegas melakukan pengintaian terhadap mahasiswa yang dicurigai ini. Dengan bersandi Puyuh, tim ini dipimpin Hans Hamzah,” tutur Ken.

Di hotel tempat Tinguely menginap, Hamzah yang berpura-pura sebagai guru dari Singapura berkenalan di lobi. Dengan cepat mereka akrab. Kepada mahasiswa yang pernah belajar di Jerman Barat itu, Hamzah menunjukkan ada penginapan lebih murah. Tinguely setuju untuk melihat besoknya.

Seperti dijanjikan keesokan harinya mereka bertemu. Hamzah membawa Tinguely ke guest house di Jalan Raden Saleh, Cikini yang berharga lebih murah. Tinguely setuju untuk tinggal di situ.

Begitu akrabnya, Hamzah juga mengajak Tinguely jalan-jalan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Saat itu, Tinguely sadar dirinya diintai oleh para spionase. Namun dia tidak pernah curiga sedikit pun kepada Hamzah.

“Indonesia banyak mata-mata,” katanya kepada Hamzah. Tinguely tahu diintai karena banyak tukang foto yang memotretnya dari kejauhan. Para tukang foto itu tak lain agen-agen intelijen di bawah komando Benny Moerdani langsung.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut