KIEV,iNews.id - Intel Rusia diduga berkhianat sehingga 3 kali upaya pembunuhan tentara bayaran Rusia terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berhasil lolos.
Dia lolos berkat informasi yang justru dibocorkan oleh anggota badan intelijen Moskow. The Times dalam laporannya hari Kamis (3/3/2022) mengungkap tiga plot pembunuhan yang digagalkan tersebut. Seorang pejabat Kiev membenarkan bahwa ada anggota Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) yang anti-perang dan membocorkan informasi upaya pembunuhan itu kepada pemerintah Ukraina. Ada dua kelompok tentara bayaran yang secara terpisah berencana untuk membunuh Presiden Zelensky.
“Saya dapat mengatakan bahwa kami telah menerima informasi dari [Dinas Keamanan Federal Rusia], yang tidak ingin mengambil bagian dalam perang berdarah ini,” kata Sekretaris Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Oleksiy Danilov, kepada stasiun televisi lokal.
The Times, dalam laporannya, mengeklaim tentara bayaran dari Wagner Group yang didukung Kremlin berada di belakang dua upaya pembunuhan tersebut. Jika mereka berhasil, Moskow dapat menyangkal keterlibatan langsung dalam rencana pembunuhan itu.
"Mereka akan masuk ke sana dengan misi yang sangat terkenal, sesuatu yang ingin disangkal oleh Rusia-pemenggalan kepala negara adalah misi besar," kata seorang sumber diplomatik kepada surat kabar yang berbasis di London tersebut.
“Dalam hal dampak pada kebijakan kedaulatan Rusia, ini mungkin akan menjadi misi terbesar mereka sejauh ini. Itu akan berdampak besar pada perang.”
Sumber diplomatik itu mengatakan masih ada lebih dari 400 anggota Wagner Group di Kiev, setelah anggotanya menyusup ke Ukraina dengan "daftar pembunuhan" 24 pejabat yang kematiannya akan menyebabkan kekacauan di pemerintah Ukraina.
Zelensky (44) juga menghindari upaya pembunuhan pada hari Sabtu pekan lalu di pinggiran Kiev ketika sekelompok pembunuh Chechnya dibawa keluar sebelum mereka bisa menemui sang presiden. Pada awal konflik pekan lalu, Amerika Serikat (AS) menawarkan untuk mengevakuasi Zelensky dari KiEv saat pengepungan berlangsung tetapi dia menolak. “Pertarungan ada di sini; Saya butuh amunisi, bukan kendaraan tumpangan,” katanya, yang dilansir Associated Press.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta