PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id-Pada tahun 2020, Kartinah, warga Desa Tipar Kidul, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, kehilangan suaminya, Sartono, yang menjabat sebagai Ketua RT 02/RW 01. Sebagai Ketua RT, Sartono melayani masyarakat dengan honor terbatas. Saat meninggal dunia, Kartinah sempat khawatir tentang biaya pemakaman dan tradisi tahlilan selama tujuh hari.
Namun, kekhawatiran itu teratasi dengan adanya santunan jaminan kematian dari BPJS Ketenagakerjaan sebesar Rp42 juta. Sartono telah didaftarkan sebagai peserta jaminan sosial ketenagakerjaan oleh desa. Bantuan tersebut menjadi penyelamat bagi keluarganya di masa sulit.
Kisah serupa juga dialami Kustirah, istri almarhum Sumeri, Ketua RT 07/RW 01, yang menerima santunan Rp42 juta dari BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini menjadi bukti manfaat perlindungan sosial yang dihadirkan oleh Desa Tipar Kidul.
Sekretaris Desa Tipar Kidul, Ika Maryani, menjelaskan bahwa sejak 2020, pihaknya mendaftarkan Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD), termasuk RT, RW, PKK, Karang Taruna, Posyandu, hingga pekerja BUMDes, sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. Langkah ini melengkapi upaya sebelumnya, di mana perangkat desa telah menjadi peserta sejak 2016.
Ika menekankan pentingnya perlindungan ini, terutama bagi generasi muda yang menghadapi beban sebagai generasi sandwich. "Dengan perlindungan jamsostek, keluarga akan sangat terbantu jika terjadi musibah, baik kecelakaan kerja maupun kematian. Tanpa perlindungan ini, ekonomi keluarga bisa terganggu," ujarnya.
Pembiayaan program ini berasal dari pendapatan asli desa serta CSR dari perusahaan semen di wilayah tersebut. Ika menjelaskan bahwa perlindungan ini dianggap sebagai investasi untuk sumber daya manusia desa. "Dana CSR kami fokuskan untuk perlindungan jamsostek. Ini membuat warga lebih nyaman dan semangat dalam bekerja," ungkapnya.
Berkat inisiatif tersebut, Desa Tipar Kidul meraih Juara 2 Paritrana Award 2024 untuk kategori Pemerintah Desa/Kelurahan di Jawa Tengah. "Kami bangga mendapatkan apresiasi ini dan akan terus mempertahankan kepesertaan jamsostek di desa," tegas Ika.
Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Purwokerto, Antony Sugiarto, menyebutkan bahwa 301 desa di Banyumas telah mengikutsertakan perangkat desanya dalam BPJS Ketenagakerjaan. Namun, masih ada desa yang menghadapi kendala pendanaan. Desa Tipar Kidul dianggap sebagai contoh sukses karena melibatkan CSR dalam pendanaannya.
Menurut Antony, LKD memiliki peran penting dalam kemajuan desa. "Relawan Posyandu dan PKK, misalnya, berkontribusi besar dalam menangani stunting dan kesehatan ibu hamil. Perlindungan sosial bagi mereka sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi keluarga saat terjadi musibah," ujarnya.
Rosalina Agustin, Kepala Bidang Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Purwokerto, menambahkan bahwa peserta berhak atas berbagai manfaat. Misalnya, santunan kematian sebesar Rp42 juta, termasuk santunan pemakaman, tunjangan berkala, serta bantuan beasiswa hingga Rp174 juta untuk dua anak dari peserta yang meninggal dunia.
Rosalina menekankan pentingnya sosialisasi untuk meningkatkan kepesertaan, yang saat ini baru mencapai 31% dari target 36% di Banyumas. "Kami terus berupaya meningkatkan kepesertaan dengan roadshow dan edukasi ke desa-desa," jelasnya.
Inisiatif Desa Tipar Kidul menjadi bukti bahwa kolaborasi pemerintah desa, BPJS Ketenagakerjaan, dan pihak ketiga dapat menciptakan sistem perlindungan sosial yang efektif dan berkelanjutan.
Editor : EldeJoyosemito