PURWOKERTO, iNews.id-Pembangunan Pasar Banyumas yang berada di Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas oleh Kementerian PUPR telah selesai. Pada Jumat (13/8/2021), Kementerian PUPR menyerahkan Pasar Banyumas ke Pemkab Banyumas.
Dalam laporannya Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah II Jawa Tengah (Jateng) Anggoro Putro mengatakan bahwa pasar tradisional yang dibangun secara modern tersebut menelan biaya Rp17 miliar lebih. “Secara total, biaya pembangunan mencapai Rp17,59 miliar. Pembangunan didanai oleh Kementerian PUPR,”jelas Anggoro.
Dijelaskan oleh Anggoro, pembangunan pasar tersebut dimulai pada 1 Oktober 2020 dan selesai pada 30 Juli 2021. Masa pemeliharaannya selama 6 bulan mendatang. Pasar Banyumas terdiri dua lantai. Pasar tersebut berdiri pada lahan seluas ±4.450 m2, sedangkan bangunan pasar seluas ±4.213 m2.
“Untuk bangunan lantai 1 seluas ±2.250 m2, dan Bangunan lantai 2 seluas 1.963 m2. Terdapat 81 kios, 191 los sayur dan daging, pujasera kuliner sebanyak 10 lapak,”katanya.
Menurut dua, pembangunan Pasar Banyumas telah menerapkan BIM (Building Information Modelling) dari segi pendokumentasian model dan pengendalian proyek sesuai Permen PUPR No. 22/2018. Permen tersebut mengatur tentang Pembangunan Gedung Negara yang mewajibkan digunakannya BIM untuk bangunan Gedung negara seluas di atas 2.000 m2 dan lebih dari 2 (dua) lantai.
“Bangunan Pasar Banyumas telah didokumentasikan secara komprehensif dan akurat menggunakan BIM, sehingga dapat mempermudah dalam segi pemeliharaan dan pengoperasian bangunan. Kedepannya, bangunan Pasar Banyumas diharapkan bisa menjadi pilot project untuk bangunan lainnya se-Indonesia dari segi penerapan BIM,”ujarnya.
Sementara Bupati Banyumas Achmad Husein mengungkapkan bahwa dengan diserahkan Pasar Banyumas ke Pemkab Banyumas, maka harus benar-benar dirawat. “Sebelumnya Pasar Banyumas kumuh, kalau hujan juga becek. Tetapi sekarang sudah bagus, bangunannya modern. Pasar ini seperti Pasar Manis di Purwokerto. Sehingga, harus dijaga dan dirawat dengan baik,”ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Banyumas Purwadi Santosa mengakui jika pasar lama dulu semrawut. “Dulu kan pasarnya semrawut, karena dekat dengan jalan raya serta bangunannya sudah rusak. Bahkan sering menimbulkan kemacetan. Kemudian pemkab mengusulkan ke pemerintah pusat dan akhirnya Kementrian PUPR,”kata dia.
Purwadi mengatakan pihaknya tengah mendata para pedagang yang nantinya akan menempati Pasar Banyumas. “Para pedagang lama jelas akan menjadi prioritas,”tandasnya.
Editor : EldeJoyosemito