“Jika ada sapi yang sakit, sebaiknya segera lapor ke Puskeswan, jangan ditangani sendiri. Kami siap melayani 24 jam. Setiap ada kejadian, segera laporkan agar bisa ditangani dengan cepat,” jelas Wahyu.
Ia juga menegaskan bahwa vaksinasi merupakan metode paling efektif untuk mencegah penyebaran virus PMK dan LSD. Oleh karena itu, peternak diimbau untuk tidak ragu mengikuti program vaksinasi yang diwajibkan dua kali dalam setahun.
“Bagi yang belum melakukan vaksinasi, kami harap segera melaksanakannya. Vaksin ini aman dan efektif untuk mencegah virus,” tegasnya.
Wahyu menambahkan, meskipun virus ini tidak menular ke manusia, dampaknya sangat memengaruhi psikologis peternak. “Melihat sapi yang sakit, lemas, lumpuh, atau tidak mau makan pasti membuat peternak stres. Apalagi jika sapi dihargai murah oleh makelar, tentu menjadi beban tambahan,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, selain vaksinasi dan pemberian vitamin, pemeriksaan kesehatan reproduksi sapi serta desinfeksi kandang juga rutin dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ternak. Sosialisasi mengenai gejala, cara penularan, bahaya, dan penanganan penyakit ini terus digalakkan kepada masyarakat.
“Kami selalu memberikan pendampingan kepada peternak agar mereka memahami dan dapat mencegah penyebaran penyakit ini,” pungkas Wahyu.
Editor : EldeJoyosemito