“Saat saya ke lokasi bencana, warga dan aparat bahu membahu bekerjasama menangani. Kemarin dari Paguyuban Truk Engkel swadaya memperbaiki jalan rusak dengan cara menambal menggunakan dana iuran mereka dengan cara membeton jalan yang berlobang sepanjang kurang lebih 1 kilometer,” jelas Pepy.
Ibu dari dua anak dan istri dari Letda Laut Umar Fannani ini sudah 2 tahun ditempatkan sebagai camat di wilayah bencana dengan kontur tanah perbukitan tanah liat. Ia mengaku semula ia belum tahu kalau wilayahnya termasuk ekstreem dan tanahnya mudah longsor.
“Awalnya saya cukup terkejut saat mengetahui wilayah disini rawan bencana longsor. Namun saya segera bertindak bagaimana agar masyarakat justru bisa mendapatkan akses ke pemerintah kabupaten saat penanganan bencana agar bisa cepat tertangani,” katanya.
BCG Pepy tampak memantau proses pembersihan jalan akibat longsor. Foto: Saladin Ayyubi / iNews.id
Kini musim hujan justru membuat camat wanita ini tidak bisa tidur nyenyak. Setiap hujan ia deg-degan dan harap-harap cemas menunggu laporan kejadian longsor ata bencana banjir.
Langkah pertama saat mendengar informasi ini, ia langsung memberikan warning ke temen-teman kades. Setelah itu ia langsung menindak lanjuti laporan Bupati dan dinas terkait termasuk termasuk BPBD. Setelahnya, ia akan segera menuju lokasi kejadian untuk bersama masyarakat ikut menanggulangi bencana tersebut.
Sebagai camat ia berharap pemerintah kabupaten merespon cepat permasalahan masyarakat disini yang terkait dengan kebencanaan. Ia juga ingin wilayahnya dibantu segara untuk membuat tanggul atau bronjong serta kebutuhan lainnya untuk menanggulangi bencana alam di wilayahnya.
Meski hal ini terkait dengan anggaran, namun ia berharap bisa ada pelimpahan anggaran ke kecamatan yang sekecil-kecilnya pun akan ia terima untuk kebutuhan masyarakat.
“Dalam penanganan bencana, saya sering menggunakan biaya sendiri, misal kerjabakti dibeberapa titik. Uang seadanya saya berikan kepada masyakarat. Padahal di desa kami dari 10 desa yang semua rawan bencana. Tanpa bantuan dan kerjasama masyarakat serta dukungan mereka, saya tidak bisa berbuat banyak disini,” ujarnya.
“Sebagai camat saya memang pengin liat langsung ke lokasi bencana dan ingin bermanfaat bagi masyarakat. Apalagi saya diberi amanah seperti ini dan tidak semua orang dapat amanah seperti saya,” tambah Pepy.
Baginya, sampai harus menginap di rumah dinas tidak menjadi soal agar penanganan bencana cepat tertangani. Namun ia juga berharap adanya respon positip dan cepat dari temen-teman organisasi perangkat daerah sehingga setiap ada laporan akan ditindak lanjuti. Hal ini untuk meyakinkan masyarakat agar mereka merasakan hadirnya negara di wilayah paling ujung barat laut Kabupaten Banyumas yang jauh pusat pemerintahan kabupaten.
Editor : Arbi Anugrah