PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Layanan transportasi massal Trans Banyumas sempat terancam berhenti beroperasi menyusul kebijakan refocusing anggaran oleh pemerintah pusat. Namun, setelah melalui komunikasi intensif dengan berbagai pihak, layanan Buy The Service (BTS) ini akhirnya tetap berjalan seperti biasa mulai 1 Februari 2025.
Direktur Trans Banyumas, PT Banyumas Raya Transportasi, Ipung Marsikun, menjelaskan bahwa pada 31 Januari 2025 sekitar pukul 17.30 WIB, pihaknya mengikuti rapat daring dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan sejumlah dinas terkait. Dalam pertemuan itu, disampaikan bahwa seluruh layanan BTS dan angkutan massal perintis akan dihentikan sementara akibat kebijakan refocusing anggaran di seluruh kementerian dan lembaga negara.
“Kami menerima surat resmi dari Kemenhub pada pukul 21.00 WIB yang menyatakan bahwa seluruh layanan angkutan umum, termasuk Trans Banyumas, harus dihentikan sementara menunggu keputusan lebih lanjut terkait anggaran,” ungkap Ipung kepada wartawan, Sabtu (1/2/2025).
Mengetahui hal tersebut, pihaknya segera melakukan konsultasi dengan anggota Komisi V DPR RI, Dapil Banyumas - Cilacap, Yanuar Arif Wibowo dan Novita Wijayanti. Komunikasi intensif dilakukan hingga malam hari, termasuk koordinasi dengan Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi.
“Pada pukul 22.00 WIB, Bapak Yanuar dari PKS langsung berkomunikasi dengan Menhub. Hasilnya, sekitar pukul 24.00 WIB, Kemenhub melalui Dirjen Angkutan Darat memutuskan untuk mencabut surat penghentian sementara. Dengan demikian, layanan BTS tetap berjalan seperti biasa,” jelasnya.
Dengan adanya keputusan ini, Trans Banyumas dipastikan tetap beroperasi seperti biasa mulai 1 Februari 2025. Bahkan, untuk tahun ini, Kemenhub telah memastikan layanan transportasi ini tetap berlanjut sesuai kontrak tahunan yang diperpanjang hingga akhir 2025.
Ipung juga mengungkapkan bahwa kinerja Trans Banyumas menjadi yang terbaik di antara 12 kota penyelenggara layanan BTS. Dari segi standar pelayanan minimal (SPM) dan operasional, Trans Banyumas mencatatkan performa tertinggi.
“Saat ini, kami mengoperasikan 52 unit armada, terdiri dari 47 unit operasional dan 5 unit cadangan yang digunakan jika ada bus yang mengalami kerusakan atau perawatan rutin. Selain itu, kami juga memiliki sekitar 200 pegawai langsung, termasuk pengemudi, operator, dan mekanik. Jika ditotal dengan pekerja tidak langsung seperti dari Surveyor Indonesia, tim IT, dan petugas pencuci bus, jumlahnya mencapai 300 orang,” papar Ipung.
Ia menegaskan bahwa jika layanan Trans Banyumas sempat diberhentikan, banyak pekerja yang akan terdampak, mengingat transportasi ini telah menjadi mata pencaharian utama bagi ratusan orang.
Terkait masa depan Trans Banyumas, Ipung mengatakan bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi intensif dengan pemerintah daerah mengenai metode dan sistem yang akan diterapkan jika ada kemungkinan pengambilalihan operasional layanan ini setelah tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah pusat.
“Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar layanan Trans Banyumas tetap berjalan dengan baik dan masyarakat tetap dapat menikmati transportasi massal yang aman dan nyaman,” tutupnya.
Editor : Arbi Anugrah