5. Dursasana
Dursasana adalah adik Duryudana yang terkenal kejam dan tak kenal belas kasihan. Ia terlibat dalam banyak tindakan keji, termasuk penghinaan terhadap Drupadi, istri para Pandawa. Karakternya sering dikaitkan dengan sifat angkara murka dan kebiadaban.
6. Karna
Karna adalah tokoh tragis dalam Mahabharata. Meski lahir sebagai putra Kunti dan dewa matahari, ia tumbuh dalam keluarga petani dan akhirnya bersekutu dengan Kurawa. Karna dikenal sebagai ksatria gagah berani yang selalu memegang teguh kesetiaannya kepada Duryudana, meskipun harus bertarung melawan saudara kandungnya sendiri.
7. Sengkuni
Sosok Sengkuni adalah simbol kecerdikan yang sering digunakan untuk tujuan manipulatif. Sebagai penasihat licik Kurawa, ia terus menyusun strategi untuk menjatuhkan Pandawa dan mempertahankan kekuasaan Kurawa.
Tokoh Lain yang Berperan Penting
8. Anoman
Anoman, atau Hanoman, adalah kera putih sakti yang memiliki kesetiaan tinggi dan jiwa ksatria. Ia muncul dalam kisah Ramayana dan Mahabharata, menjadikannya tokoh wayang lintas zaman. Anoman mengajarkan bahwa kebijaksanaan dan kesetiaan lebih penting daripada penampilan fisik.
9. Srikandi
Srikandi merupakan kesatria wanita yang gagah berani, putri dari Prabu Drupada. Ia menjadi simbol kekuatan perempuan dan kesetaraan dalam dunia kepahlawanan. Kesetiannya kepada Arjuna menjadikannya tokoh penting dalam berbagai pertempuran.
10. Drupadi
Drupadi adalah istri kelima Pandawa yang dikenal karena kecantikan, kecerdasan, dan keteguhannya dalam memperjuangkan keadilan. Ia menjadi sosok perempuan yang berani melawan ketidakadilan, terutama setelah mengalami penghinaan dari Kurawa.
Karakter-karakter dalam wayang kulit Jawa bukan sekadar tokoh dalam cerita, tetapi juga mencerminkan sifat manusia dalam kehidupan nyata. Mereka menggambarkan berbagai nilai, mulai dari kebajikan hingga kejahatan, serta mengajarkan pentingnya keseimbangan antara kebenaran dan ambisi.
Melalui pertunjukan wayang kulit, masyarakat diajak untuk merenungkan makna kehidupan dan nilai-nilai moral yang tetap relevan hingga kini. Tak heran jika seni ini terus dilestarikan dan menjadi bagian penting dari warisan budaya Indonesia.
Editor : Arbi Anugrah