4 Fakta Elon Musk Bersitegang dengan Presiden Trump

WASHINGTON, iNewsPurwokerto.id – Miliarder Elon Musk kembali menyulut kontroversi. Dalam pernyataan terbarunya, Kamis (5/6/2025), bos Tesla dan SpaceX itu secara terbuka mendukung gagasan untuk memakzulkan Presiden AS Donald Trump dan menggantikannya dengan Wakil Presiden JD Vance.
Pernyataan mengejutkan Musk disampaikan melalui platform media sosial X saat menanggapi unggahan seorang warganet yang menyerukan agar Trump dilengserkan dari jabatannya. “Iya,” tulis Musk singkat, menandakan dukungan atas wacana tersebut.
Berikut 4 fakta terkait perseteruan antara Elon Musk dengan Donald Trump:
1. Ketegangan yang Meningkat
Ketegangan antara Musk dan Trump sudah memanas dalam beberapa waktu terakhir. Dalam unggahan sebelumnya, Musk menyebut Trump berisiko kalah dalam Pilpres 2024 jika tidak mendapat dukungan darinya. Bahkan, menurutnya, Partai Republik bisa kehilangan dominasi di DPR jika terus mengabaikan peran strategisnya.
Trump merespons keras pernyataan itu dengan menyebut Musk “kehilangan akal sehat” setelah meninggalkan posisinya sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), sebuah badan yang dibentuk dalam masa pemerintahannya.
Presiden dari Partai Republik itu juga mengancam akan menghentikan kontrak-kontrak pemerintah serta mencabut subsidi bagi perusahaan-perusahaan milik Musk, termasuk Tesla dan SpaceX, sebagai bagian dari langkah penghematan anggaran negara.
2. Kritik Tertutup dan Kekecewaan Musk
Meski sebelumnya menjalin hubungan cukup dekat, Musk tak ragu melontarkan kritik terhadap kebijakan Trump, termasuk soal pemangkasan subsidi pajak mobil listrik yang dinilai merugikan sektor teknologi hijau. Ia juga menyuarakan kekecewaan terhadap Proyek Stargate—kerja sama pemerintah dengan OpenAI—yang tidak melibatkan perusahaannya, xAI.
Kekecewaan Musk makin dalam setelah sekutunya, Jared Isaacman, gagal dipilih sebagai Kepala NASA. Langkah tersebut dinilai memengaruhi potensi SpaceX untuk mendapatkan proyek-proyek besar dari badan antariksa AS.
Musk resmi mengundurkan diri dari pemerintahan pada 30 Mei 2025, setelah menjabat Kepala DOGE selama hampir lima bulan.
3. Trump: "Saya Tidak Tertarik Berbicara dengan Musk"
Menanggapi isu potensi pembicaraan telepon antara dirinya dengan Musk, Presiden Trump menyatakan ketidaktertarikannya.
“Tidak terlalu,” ujarnya saat diwawancarai ABC News, Sabtu (7/6/2025). “Dia sudah kehilangan akal sehat.”
Namun, Trump menegaskan bahwa dirinya tak terlalu terganggu dengan perseteruan tersebut. Dalam wawancara terpisah dengan CBS News, ia menekankan bahwa fokus utamanya tetap pada kebijakan, bukan konflik personal.
“Saya tidak fokus pada hal lain. Fokus saya adalah menyelesaikan pekerjaan. Itu sebabnya saya punya tingkat dukungan tertinggi,” klaim Trump.
Menurutnya, situasi Amerika Serikat saat ini berada dalam kondisi terbaik, dengan angka lapangan kerja yang tinggi dan indikator ekonomi yang positif.
4. Perseteruan Dua Tokoh Berpengaruh
Perseteruan antara Elon Musk dan Donald Trump mencerminkan tarik-menarik antara kepentingan politik dan industri teknologi di AS. Meski sempat menjadi sekutu, hubungan keduanya kini memburuk di tengah tensi menjelang Pilpres 2024. Apakah dukungan Musk terhadap pemakzulan Trump akan berdampak pada konstelasi politik nasional, masih menjadi pertanyaan besar di panggung politik Amerika.
Editor : EldeJoyosemito