Intermittent Fasting Kembali Populer, Ingat 7 Hal Penting Berikut Ini

JAKARTA, iNewsPurwokerto.id – Tren intermittent fasting atau puasa berkala kembali mencuri perhatian publik, termasuk kalangan selebritas.
Artis Marshanda menjadi salah satu tokoh yang sukses menjalankan metode ini, dengan hasil penurunan berat badan hingga 17 kilogram.
Namun, keberhasilan seperti itu tak diraih semua orang. Banyak justru gagal karena kurang memahami cara yang tepat dalam menjalani pola makan ini.
Berikut beberapa kesalahan umum dalam intermittent fasting yang membuat hasilnya tak maksimal, dihimpun dari berbagai sumber:
1. Salah Pilih Pola Puasa
Intermittent fasting bukan metode tunggal. Ada beberapa jenis pola puasa, seperti metode 5:2 (puasa dua kali seminggu) atau pola alternate day fasting (puasa selang-seling). Yang paling populer adalah pola 16:8, yaitu berpuasa selama 16 jam dan makan dalam rentang waktu 8 jam. Pola ini sering dipilih karena dinilai lebih fleksibel bagi orang dengan aktivitas padat.
2. Terlalu Memaksakan Diri
Banyak pelaku diet yang ingin hasil instan dan langsung memaksa tubuh beradaptasi, tanpa proses bertahap. Padahal, perubahan pola makan membutuhkan waktu. Penyesuaian secara perlahan justru memberi hasil lebih aman dan berkelanjutan.
3. Abaikan Kualitas Makanan
Berpuasa bukan berarti bebas makan apa saja saat waktu berbuka. Pemilihan asupan bergizi tetap penting. Makanan sehat dan seimbang berperan besar dalam mendukung keberhasilan diet.
4. Salah Kaprah soal Minuman
Beberapa orang mengira selama puasa hanya boleh mengonsumsi air putih. Padahal, minuman rendah kalori seperti kopi hitam atau teh tanpa gula tetap diperbolehkan dan bisa membantu menahan lapar.
5. Kurangi Konsumsi Protein
Penelitian menunjukkan bahwa asupan protein tinggi selama intermittent fasting dapat memberikan hasil lebih optimal. Konsumsi protein setidaknya empat kali selama jendela makan membantu meningkatkan rasa kenyang, membakar lebih banyak kalori, dan mempertahankan massa otot, yang penting untuk menjaga metabolisme.
6. Makan di Tengah Malam
Kebiasaan makan larut malam dapat mengganggu ritme alami tubuh yang dirancang untuk aktif di siang hari dan beristirahat saat malam. Pola makan malam hari berisiko memicu gangguan kesehatan seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular.
7. Tidak Disertai Aktivitas Fisik
Anggapan bahwa intermittent fasting bisa berhasil tanpa olahraga adalah keliru. Aktivitas fisik tetap menjadi elemen penting dalam gaya hidup sehat. Selain membantu membakar kalori, olahraga juga memperkuat otot, memperbaiki fungsi jantung, dan meningkatkan stamina.
Intermittent fasting memang dapat menjadi strategi efektif untuk menurunkan berat badan jika dilakukan dengan tepat.
Editor : EldeJoyosemito