Buntut pengepungan Pelopor Brimob yakni mundurnya Kapolri Jenderal Pol Soetjipto Joedodihardjo. Sementara, bagi personel Resimen Pelopor, peristiwa pengepungan membawa efek yang tidak menguntungkan jika ditimbang secara politis.
Mundurnya Kapolri Soetjipto setelah pengepungan Brimob merupakan akumulasi dari ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Soetjipto sejak paruh kedua tahun 1967.
Kapolri Soetjipto menjabat mulai 9 Mei 1965-15 Mei 1968. Jika dirunut ternyata konflik di kalangan jenderal Polri tidak terlepas dari kisruh politik pasca Gerakan 30 September yang memecah TNI dan Polri menjadi dua kubu yakni pro Soekarno dan pro Orde Baru.
Sebenarnya dalam tubuh Polri tidak terjadi gejolak yang berarti. Tekanan justru datang dari pihak luar yang menghendaki Polri dibersihkan dari para pendukung Soekarno. Dan, salah satu sasaran pembersihan adalah Komandan Resimen Pelopor Brimob Kombes Pol Anton Soedjarwo yang dianggap pendukung Soekarno.
Sekadar mengingatkan, pada periode 4 Desember 1982-6 Juni 1986 Jenderal Polisi Anton Soedjarwo menjabat Kapolri.
Lihat Juga: Kisah Komandan Brimob Kepung Mabes Polri Berbuntut Kapolri Soetjipto Mundur
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta