Ketika Mimpi Tak Mengenal Jurusan, Kisah Dhafa dari SMK Jadi Sarjana Hukum Terbaik

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id-Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman tampak semarak pada pekan lalu. Prosesi Wisuda ke-157 Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) tengah berlangsung dengan penuh kebanggaan.
Di tengah barisan toga hitam yang mengular, satu nama mengundang decak kagum: Dhafa Wahyu Ramadhan, lulusan terbaik Fakultas Hukum dengan IPK nyaris sempurna, 3,89.
Yang membuat pencapaian Dafa begitu istimewa bukan sekadar angkanya, melainkan jejak panjang yang mengantarkannya ke podium kehormatan itu. Sebelum menjejakkan kaki di kampus hukum, Dafa adalah siswa SMK Teknik Mesin, jurusan yang secara kasat mata sangat jauh dari dunia hukum dan pengadilan.
“Awalnya memang tantangan besar, dari mesin ke hukum. Tapi saya yakin, dengan niat dan kerja keras, tidak ada yang tidak mungkin,” ucap Dafa, mengenang masa awal kuliahnya.
Transisi dari menggenggam kunci pas ke membaca pasal-pasal hukum bukan perkara mudah. Tapi Dafa membuktikan bahwa semangat belajar bisa menjembatani jurang bidang keilmuan.
Keyakinannya tumbuh seiring dengan kesempatan yang datang: beasiswa Bidikmisi, yang kini dikenal sebagai KIP Kuliah. Ironisnya, ia baru mengetahui keberadaan beasiswa tersebut justru setelah duduk di bangku kuliah, lewat sebuah artikel berita.
Berbekal informasi seadanya, ia mendaftar dan berhasil lolos. “Tanpa beasiswa ini, mungkin saya tak bisa kuliah. Ayah saya hanya buruh bangunan dan ibu seorang ibu rumah tangga,” ucapnya lirih, tapi penuh syukur.
KIPK tak hanya menanggung biaya kuliah, tapi juga menjadi penopang biaya hidup sehari-hari.
Editor : EldeJoyosemito