Kopi Kailasa, Cerita Sukses dari Desa ke Pasar Dunia

Keberhasilan Kopi Kailasa juga menginspirasi lahirnya Coffee Learning Center pada Januari 2024 di Desa Babadan, berkat kolaborasi BI Purwokerto, UGM dan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.
Fasilitas ini menjadi pusat edukasi dari hulu ke hilir, meliputi pengolahan, cupping, hingga strategi pemasaran. “Kami berharap pusat pembelajaran ini benar-benar meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Turno.
Event KKS sendiri, yang tahun ini mengusung tema “Penguatan Peran UMKM dan Transformasi Digital sebagai Katalisator Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan,” menjadi wadah bagi produk-produk seperti Kopi Kailasa untuk semakin dikenal luas.
Menurut Kepala BI Purwokerto Christoveny, ajang tahunan ini selaras dengan program nasional seperti Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI), Gerakan Wisata di Indonesia (GWBI), Karya Kreatif Indonesia (KKI), dan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin mendorong UMKM di Banyumas Raya agar semakin siap menghadapi era digital dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas, termasuk pasar ekspor,” kata Christoveny.
Kini, di balik secangkir Kopi Kailasa yang diseduh hangat, tersimpan kisah transformasi desa, dari tragedi longsor menuju ketahanan ekonomi berbasis konservasi.
Kailasa bukan sekadar minuman, komoditas itu adalah simbol harapan, kolaborasi, dan masa depan pertanian yang berkelanjutan dari lereng Pegunungan Bisma untuk Indonesia, bahkan dunia.
Editor : EldeJoyosemito