Dosen FIB Unsoed Hadirkan Pengabdian Bermakna Lewat Pementasan Inklusif Anak Berkebutuhan Khusus

Selanjutnya, siswa didampingi mahasiswa untuk menulis naskah drama yang kemudian dipentaskan. Proses ini melatih anak-anak SLB untuk menghafal dialog, mengekspresikan emosi, menggunakan gerak tubuh, hingga bekerja sama dalam membangun alur cerita sederhana namun sarat pesan ekologis.
Bagi para siswa, tampil di panggung bukan sekadar seni pertunjukan, melainkan pengalaman berharga yang membangun kepercayaan diri dan rasa dihargai. Orang tua yang hadir pun tak bisa menyembunyikan rasa bangga melihat putra-putrinya menampilkan karya dengan penuh semangat.
“Berbagai hambatan yang dimiliki oleh para siswa ini tidak menjadikan halangan bagi mereka untuk menampilkan kemampuan yang dimilikinya,” ungkap Gita.
Dekan FIB Unsoed Prof. Ely menegaskan, program pengabdian masyarakat ini merupakan komitmen kampus untuk menghadirkan kebermanfaatan di tengah masyarakat.
“Kami ingin memastikan bahwa kehadiran kampus bukan hanya untuk kepentingan akademik, tetapi juga berdampak secara sosial. Anak-anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama untuk berkarya dan berkembang,” ujarnya.
Bagi dosen dan mahasiswa pendamping, kegiatan ini sekaligus menjadi pembelajaran tentang arti inklusi, empati, serta nilai kebersamaan. Gita menekankan bahwa pengabdian masyarakat ini membuktikan bagaimana langkah kecil dari dunia kampus mampu memberi arti besar bagi mereka yang membutuhkan.
“Bagi anak-anak berkebutuhan khusus, pengalaman tampil dalam pementasan drama inklusif bukan sekadar kegiatan seni, melainkan ruang untuk tumbuh, percaya diri, dan merasa dihargai,” tambahnya.
Lebih dari sekadar sebuah pertunjukan, kegiatan ini meninggalkan pesan penting: pendidikan dan seni bisa menjadi jembatan menuju masyarakat yang lebih inklusif, peduli, dan berkeadilan. Seperti ditegaskan Gita, “Kampus berdampak hadir bukan dalam kata-kata, melainkan dalam aksi nyata yang membawa perubahan.”
Editor : Arbi Anugrah