Pakar Geologi UGM Ingatkan Bahaya Retakan “Tapal Kuda” sebagai Tanda Awal Longsor
CILACAP, iNewsPurwokerto.id - Guru Besar Teknik Geologi dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada, Prof. Dwikorita Karnawati, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi longsor pada puncak musim hujan. Ia menegaskan bahwa munculnya retakan tanah berbentuk lengkung menyerupai "Tapal Kuda" pada lereng merupakan tanda awal paling penting sebelum terjadinya pergerakan tanah.
Peringatan ini disampaikan menyusul peristiwa longsor yang menimbun rumah-rumah warga di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada Jumat (14/11/2025). Dalam kejadian tersebut, puluhan warga dilaporkan hilang. Material longsor juga memicu amblesan tanah sedalam dua meter dan retakan sepanjang 25 meter, memperparah kondisi permukiman terdampak.
“Retakan tapal kuda terbentuk pada batas antara lereng yang masih stabil dan bagian yang mulai bergeser. Begitu retakan ini muncul, risiko longsor meningkat signifikan,” ujar Dwikorita di Cilacap, Sabtu (15/11/2025).
Menurut mantan Kepala BMKG periode 2017–2025 itu, longsor termasuk bencana yang umumnya diawali gejala awal, berbeda dengan gempa bumi atau tsunami. Retakan lengkung di bagian atas lereng menjadi sinyal krusial yang harus diperhatikan masyarakat, perangkat desa, relawan kebencanaan, maupun pemerintah daerah, terutama saat hujan lebat mengguyur wilayah tersebut.
Jika retakan berbentuk tapal kuda mulai terlihat, Dwikorita meminta warga segera menghentikan aktivitas di area bawah lereng dan berpindah ke lokasi yang lebih aman. Ia menekankan bahwa jarak aman minimal adalah dua kali tinggi lereng, terutama ketika curah hujan meningkat.
Selain evakuasi dini, Dwikorita juga mendorong penanganan cepat saat cuaca cerah. Retakan harus segera ditutup menggunakan material kedap air seperti tanah lempung guna mencegah rembesan air hujan. Menurutnya, peningkatan tekanan air di dalam tanah adalah faktor utama yang memicu pergeseran massa tanah dan dapat menyebabkan longsor.
Editor : Arbi Anugrah