UMP Beri Dukungan Penuh bagi Mahasiswa Aceh dan Sumatera yang Terdampak Bencana
Rektor menegaskan bahwa keselamatan dan kondisi mahasiswa merupakan prioritas.
“Sekarang PR kita adalah, anda yang berada di sini harus kita pastikan dalam kondisi yang baik,” tegasnya.
Dalam dialog bersama mahasiswa, ia memberi ruang agar mahasiswa mengutarakan apa yang mereka butuhkan. Ia juga menegaskan bahwa kampus akan memastikan kebutuhan mereka tetap terpenuhi.
“Apa permintaan kalian? Makanan sudah banget? karena tidak ada kiriman? karena tidak ada kiriman, kalian makan setiap hari silakan datang dan kita akan gratiskan. yang tidak punya uang, mahasiswa dari Aceh, dari Sumatera yang 8 orang ini bingung kalian semua, tidak boleh tidak makanan,” katanya.
Rektor juga menyampaikan dukungan finansial bagi mahasiswa yang tidak mampu membayar biaya kuliah.
“Kalau kalian tidak punya uang untuk bayar SPP, satu tahun ini akan saya bebaskan SPP tetapnya kalian. Tapi kalau punya uang harus bayar, kalau tidak punya uang tidak usah bayar,” jelasnya.
Selain itu, UMP membuka peluang bagi pelajar Aceh dan Sumatera yang terdampak bencana untuk tetap melanjutkan pendidikan.
“Kemudian saya minta, teman-teman kalian yang di sana, mereka bingung ketika mau melanjutkan kuliah, tanya itu ke sana, suruh diantar ke sini atau kalau perlu nanti kami jemput, kami tempatkan dan asrama kami, kita kuliahkan di UMP dengan skema beasiswa khusus untuk anak Aceh dan Sumatera. Kasih tahu mereka ke teman-teman, Apalagi adik-adiknya, saudara-saudaranya itu jangan sampai putus sekolah,” ujar Prof Jebul.
Ia menegaskan kembali tiga dukungan utama UMP: makan gratis, pembebasan SPP tetap selama satu tahun, dan penyediaan beasiswa serta asrama bagi calon mahasiswa dari daerah terdampak bencana.
“Tiga hal itu, Universitas Muhammadiyah Purwokerto mencoba untuk bersama-sama dengan kalian, dan kita terus akan kirim relawan ke sana Di bawah payung Muhammadiyah dan juga langsung dari UMP ke sana,” katanya.
Rektor juga mengingatkan mahasiswa untuk tidak segan memanfaatkan fasilitas makan gratis yang tersedia.
“Nanti ada jam makan di sana, tiga kali sehari, kalian datang nggak usah malu-malu. harus sehat harus kuat,” ujarnya.
Dalam rangkaian aksi solidaritas, UMP juga menggelar pameran dan lelang karya seni sebagai bentuk penggalangan dana tambahan bagi korban bencana. Lukisan karya Eprisa Nova Rahmawati, mahasiswa difabel UMP, menjadi salah satu yang dipamerkan dan dilelang.
“Di sini digambarkan kondisi sumatera sekarang di mana langitnya mendung dan juga banjir bandang yang dibersamai dengan kayu gelondongan. Seperti menggambarkan kondisi sumatera sekarang, untuk mengingatkan kita betapa pentingnya untuk menjaga alam agar kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi, melalui lukisan ini, saya berharap agar orang-orang sadar, untuk terus menjaga lingkungannya merawat pohon, agar alam juga menjaga kita,” jelas Eprisa.
Karya tersebut dipajang selama dua hari di Gedung Rektorat UMP, dan pengunjung yang hadir dapat melihat sekaligus membeli karya yang hasil penjualannya akan disalurkan untuk membantu korban bencana di Aceh dan Sumatera.
Editor : Arbi Anugrah