Bahkan, Jenderal Soedirman menolak tawaran dari Presiden Soekarno untuk bersembunyi di dalam kota sembari menunggu sakit TBC yang dideritanya sembuh. Dengan keadaan yang jauh dari kata sehat itu, Jenderal Soedirman menunjukkan tekadnya sebagai panglima pemimpin pasukan.
Dengan diangkat menggunakan sebuah tandu, akhirnya Jenderal Soedirman melakukan perang gerilya melalui hutan. Hanya dengan satu paru-paru, ia dan pasukannya harus menempuh perjalanan panjang, menaiki dan menuruni gunung, hingga keluar masuk hutan demi menghindari serangan dari pasukan Belanda.
Meski sedang sakit, perjuangannya bersama para pasukannya saat itu tidak sia-sia. Dengan taktik dan strategi yang diberikannya kepada para pasukannya, ia berhasil membuat pihak Belanda kebingungan karena adanya serangan yang secara tiba-tiba.
Dirinya juga telah menyiapkan sebuah serangan yang telah ia pikirkan dan rencanakan dengan matang. Serangan yang dilakukan secara serentak di wilayah Indonesia, pada 1 Maret 1949 pagi itu, dikenal sebagai peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.
Artikel ini telah tayang di Okezone.com : Istimewanya Jenderal Soedirman: Puasa, Sholat dan Wudhu Selalu Terjaga!
Editor : Arbi Anugrah