MAKAN pakai beras pulen tapi bayar Zakat Fitrah ditunaikan dengan beras pera, apa boleh seperti itu?
Membayar Zakat Fitrah memang lebih afdal untuk orang Muslim Indonesia menggunakan beras sebagai makanan pokok sehari-hari.
Jika yang dikonsumi sehari-hari beras pulen namun memakai beras pera saat membayar Zakat Fitrah?
Sebaiknya memang apa yang dimakan selama ini bersama keluarga maka itulah yang dibayarkan saat berzakat fitrah.
Untuk lebih detail tentang hal ini Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal menjelaskan sebagai berikut.
Zakat fitrah haruskah dikeluarkan dengan beras yang dimakan? Maka telaah dalilnya terlebih dahulu mengenai kewajiban zakat fitrah dengan makanan pokok.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى الْعَبْدِ وَالْحُرِّ ، وَالذَّكَرِ وَالأُنْثَى ، وَالصَّغِيرِ وَالْكَبِيرِ مِنَ الْمُسْلِمِينَ وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ إِلَى الصَّلاَةِ
”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithri dengan satu sho’ kurma atau satu sho’ gandum bagi setiap muslim yang merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan, anak kecil maupun dewasa. Zakat tersebut diperintahkan untuk dikeluarkan sebelum orang-orang keluar untuk melaksanakan shalat ‘ied.” (HR. Bukhari no. 1503 dan Muslim no. 984)
Editor : Vitrianda Hilba Siregar