get app
inews
Aa Text
Read Next : Takut Diinvasi Turkiye, Penjajah Zionis Israel Merengek Minta NATO Usir Turkiye sebagai Anggota 

Presiden Turki Erdogan Pasang Badan: Negara Teroris Tidak Bisa Masuk NATO

Senin, 30 Mei 2022 | 14:38 WIB
header img
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Foto: Reuters)

ISTANBUL, iNews.id - Sikap tegas diperlihatkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Dia menegaskan sikap Turki  tak mendukung keanggotaan Finlandia dan Swedia di NATO

Menurut Erdogan, Tukri tak bisa memberikan kata iya terhadap negara-negara yang mendukung terorisme. 

"Selama Tayyip Erdogan menjadi kepala Republik Turki, kami pasti tidak bisa mengatakan 'iya' kepada negara-negara yang mendukung terorisme untuk masuk NATO," katanya, sekembalinya dari kunjungan ke Azerbaijan, seperti dilaporkan Reuters, Minggu (29/5/2022). 

Turki menentang keanggotaan Finlandia dan Swedia karena kedua negara itu menampung orang-orang yang terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), kelompok yang dimasukkan dalam daftar teroris oleh Turki. 

Selain itu kedua Finlandia dan Swedia menghentikan ekspor senjata ke Turki sejak 2019.  Dua orang sumber sebelumnya mengatakan kepada Reuters, pembicaraan delegasi Turki dengan perwakilan kedua negara hanya menghasilkan sedikit kemajuan. Namun setelah itu tak ada kesepakatan kapan dilanjutkan. 

Menlu AS Blinken Finlandia dan Swedia bisa diterima sebagai anggota NATO jika 30 anggotanya setuju. "Mereka tidak jujur ?? atau tulus. Kami tidak bisa mengulangi kesalahan yang dibuat di masa lalu mengenai negara-negara yang merangkul dan memberi makan teroris seperti itu di NATO, yang merupakan organisasi keamanan," kata Erdogan.

Sementara itu Finlandia dan Swedia menegaskan telah mengutuk terorisme dan menyambut baik kemungkinan untuk membahas lebih kanjut isu ini dengan Turki. 

"Upaya diplomatik sedang berlangsung. Kami menolak berkomentar lebih lanjut saat ini," kata Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde, mengomentari pernyataan terbaru Erdogan ini. 

Lebih lanjut Erdogan juga mengomentari perang Rusia dan Ukraina. Menurut dia, Turki ingin mengakhiri perang sesegera mungkin, namun situasinya menjadi semakin sulit dari hari ke hari. 

"Pada Senin, saya akan berbicara melalui panggilan telepon dengan Rusia dan Ukraina. Kami akan terus mendorong kedua pihak untuk mengoperasikan saluran dialog dan diplomasi," katanya.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut