Sementara menurut Agus Triono, salah satu pegiat konservasi di Banyumas mengatakan jika upaya pelestarian tanaman Kantong Semar ini berawal dari sebuah kekhawatiran dimana spesies Nepenthes Adrianii sudah sangat langka. Hingga akhirnya temen temen Mapala yang ada di Kota Purwokerto, sejak enam bulan lalu, mulai menginventarisir Kantong Semar untuk ditangkar bersama.
Selain itu Kantong Semar yang ada di lereng Gunung Slamet tumbuh berdekatan dengan beberapa desa pemangku, sehingga berbagai upaya sosialisasi terus dilakukan kepada masyarakat sekitar dengan melibatkan temen Mapala.
"Upaya kita supaya menjaga Kantong Semar agar tetap ada di lereng selatan Gunung Slemat dengan melakukan sosialisai kepada masyarakat, dengan edukasi agar tanaman tersebut tidak diperjualbelikan," katanya.
Upaya pelestarian tanaman Kantong Semar ini berawal dari sebuah kekhawatiran dimana spesies Nepenthes Adrianii sudah sangat langka. (Foto : Aryo Rizqi/iNews.id).
Untuk habitat Kantong Semar ini sendiri akan tumbuh pada ketinggian sekitar 1.000-1.500 Mdpl dengan tingkat kelembaban yang cukup tinggi seperti di lereng Gunung Slamet bagian selatan. Oleh karena itu, penyelamatan tanaman ini sangat membutuhkan keterlibatan banyak pihak, khususnya pemerintah daerah atas kelestarian flora di Gunung Slamet.
"Kami sudah berkomunikasi dengan pemangku kepentingan agar masyarakat, pemburu hewan dan tanaman lebih tahu, kantong semar, ini tidak bisa dikomersialkan, ini harus diselamatkan juga. Percuma juga kalau dijualbelikan, karena ada suhu tertentu,"ucapnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait