Katanya, suatu hari di sebuah komisi DPR ada raoat kerja. Yang datang kebetulan bukan manterinya.
Karena menteri berhalangan hadir, maka diutuslah dirjen mewakilinya. Di tengah rapat berlangsung dia melontarkan beberapa pengalamannya menghadapi aneka macam pungutan di kantornya.
Suatu ketika kantornya dimintai sumbangan oleh pejabat berpengaruh. Ia pun bilang ke menterinya.
"Ini susu gadis pak," katanya sambil menunjukkan lembaran permintaan sumbangan itu.
"Kok susu gadis," kata Pak Menteri serius.
" Ya maksud saya sumbangan sukarela gara-gara disposisi."
Sang Menteri pun menggut-manggut. Lalu dia mengeluarkan secaraik kertas dari lacinya.
"Kalau ini berarti susu perawan," katanya sambil menunjukkan lembaran itu ke bawahannya.
"Kok susu perawan pak?"
"Ya sumbangan sukarela pengganti rasa setia kawan."
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait