Lantunan suara azan dilanjutkan oleh Bilal, sampai saat Bilal menyebutkan "Asyhadu anna Muhammadan Rasulullaah", belum selesai kalimat itu disebutkan, Bilal berhenti dan kemudian menangis dengan suara tangis yang luar biasa kerasnya. Satu masjid, bahkan hingga satu Kota Madinah menangis karenanya.
"Ulama mengatakan, tidak pernah Kota Madinah menangis sedahsyat mereka menangis hari itu, kecuali ketika Rasulullah wafat. Cuma dua kali menangisnya Kota Madinah yang paling dahsyat. Kesatu, ketika hari Rasulullah wafat; dan kedua, ketika Bilal kembali mengumandangkan azan dan mengucapkan Asyhadu anna Muhammadarrasulullaah".
Semuanya menangis dan merasa sangat kehilangan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Semua masyarakat Madinah ingin kembali merasakan hidup di zaman ketika Rasulullah masih hidup.
Selepas itu, semua menanyakan mengapa Bilal seketika menangis. Bilal menjawab dengan kembali mengenang masa lampau semasa Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam masih hidup, di mana setelah selesai mengumandangkan azan, Bilal biasanya akan datang ke hujroh (rumah) Rasulullah dan memanggil Rasulullah untuk sholat.
Selepas Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam wafat, Bilal merasa hampa lantaran dirinya sudah terbiasa memanggil kekasih Allah Subhanahu wa ta'ala itu saat hendak sholat.
"Rasulullah enggak akan keluar sampai mendengar suara Bilal memanggil beliau secara khusus. Barulah Rasulullah keluar dengan wajah berseri-seri," kata Ustadz Hanan Attaki.
Warga Kota Madinah seketika menangis begitu mendengar penjelasan Bilal. Kota Madinah menjadi hari berkabung bagi Madinah.
Bahkan seruan tangis akan kerinduan terhadap Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam memuncak ketika Bilal kembali berkumandang dan mengisahkan kepiluan hatinya setelah Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam wafat.
Wallahu a'lam bishawab.
LIHAT JUGA: Kisah Bilal bin Rabah Bikin Penduduk Madinah Menangis saat Kumandangkan Azan
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait