PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Mendiang Buya Hamka adalah salah satu ulama besar Indonesia. Dia mempunyai prinsip dan sikap hidup toleransi tetapi Buya Hamka juga menjaga kuat soal akidah Islam bagi dirinya dan umat Islam Indonesia.
Buya Hamka bernama dan bergerlar lengkap Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah Datuk Indomo.
Ulama beretnis Minang ini lahir di Agam, Sumatra Barat, pada 17 Februari 1908 ini merupakan putra dari pasangan Abdul Karim Amrullah dan Sitti Shafiah.
Buya Hamka semasa hidupnya banyak menyampaikan nasihat-nasihat yang mudah dicerna dan dipahami.
Berikut di antaranya 10 nasihat Buya Hamka
1. "Kehidupan itu laksana lautan. Orang yang tiada berhati-hati dalam mengayuh perahu, memegang kemudi dan menjaga layar, maka karamlah ia digulung oleh ombak dan gelombang. Hilang di tengah samudera yang luas. Tiada akan tercapai olehnya tanah tepi."
2. "Adil ialah menimbang yang sama berat, menyalahkan yang salah dan membenarkan yang benar, mengembalikan hak yang empunya dan jangan berlaku zalim di atasnya. Berani menegakkan keadilan, walaupun mengenai diri sendiri, adalah puncak segala keberanian."
3. "Kata-kata yang lemah dan beradab dapat melembutkan hati dan manusia yang keras."
4. "Al-Quran yang dibaca baik-baik adalah tanda jiwa yang kenyang akan makanan bergizi."
5. "Orang berakal hidup untuk masyarakatnya, bukan buat dirinya sendiri."
6. "Supaya engkau mendapat sahabat, hendaklah diri engkau sendiri sanggup menyempurnakan menjadi sahabat orang."
7. "Di belakang kita berdiri satu tugu yang bernama nasib, di sana telah tertulis rol yang akan kita jalani."
8. "Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku seperti orang yang terus memeras jerami untuk mendapatkan santan."
9. "Janji Tuhan sudah tajalli, mulialah umat yang teguh iman. Allah tak pernah mungkir janji tarikh riwayat jadi pedoman."
10. "Agama tidak melarang sesuatu perbuatan kalau perbuatan itu tidak merusak jiwa. Agama tidak menyuruh, kalau suruhan tidak membawa selamat dan bahagia jiwa."
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait