Suku Kajang Bersabar dalam Kedukaan, Selama 40 Hari Dilarang Mandi hanya Boleh Sarungan Tanpa Baju

Andin Nurul Alfiah
SUKU Kajang dikenal memiliki banyak tradisi unik dan masih banyak orang jarang mengetahuinya. (Foto: Instagram/@asrullah.ai)

Selain itu, keluarga yang berduka tidak boleh menyapu lantai, hanya boleh menggunakan pakaian untuk membersihkan rumah karena akan membuat badan orang yang meninggal konon menjadi bengkak. Selain itu, adapula tradisi Ma'basing. 

Tradisi ini dilakukan setiap 10 hari setelah kematian hingga hari ke-100. Mengutip laman budayaindonesia.org, Basing ialah alat musik mirip seruling yang terbuat dari bambu sepanjang 50 centimeter. Ia memiliki lima lubang dan bagian ujungnya terbuat dari tanduk kerbau. 

(Foto: Instagram/@asrullah.ai)

 

Basing atau sering juga disebut Bulo' ini biasa dimainkan ketika salah satu warga Desa Adat yang meninggal dunia, Basing biasa dimainkan pada hari ke seratus setelah prosesi penguburan dan dimainkan semalam suntuk. Basing sendiri dimainkan dua orang sebagai peniup Bulo' dan dua lainnya menyanyi. 

Suku Kajang sendiri diperingati selama 100 hari, di mana secara spesifik menjelaskan hari-hari tertentu yaitu;  Hari pertama disebut juga hari Kamateang, yakni keluarga orang yang meninggal (almarhum) mendatangi rumah Ammatoa dan rumah seluruh Galla untuk diundang ke rumah orang yang meninggal (Appisse’). 

Undangan disampaikan secara lisan, dan Ammatoa beserta Galla datang ke rumah dan diarahkan duduk berjejer. Di atas rumah tidak ada aktivitas makan ataupun minum, hal ini sebagai bentuk duka cita sedalam-dalamnya.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network