Agar Manusia Bisa Jelajah Luar Angkasa dalam Waktu Lama, Ilmuwan Buat Saklar Otak 

Wahyu Sibarani
Para ilmuwan dari Shenzhen Institute of Advanced Technology (SIAT) membuat saklar otak. (Foto: Istimewa)

Selain itu, ilmuwan menerapkan obat yang dirancang untuk mengaktifkan reseptor spesifik yang dimodifikasi di otak. Obat tersebut dinamakan Designer Receptors Exclusively Activated by Designer Drugs atau DREADDs. 

Obat itu kemudian mengaktifkan kondisi hibernasi pada ketiga kera baik dalam kondisi terbius maupun terjaga. Pada monyet yang dibius, hipotermia yang diinduksi mengakibatkan penurunan suhu inti tubuh dan mencegah pemanasan eksternal. Para peneliti mengatakan bahwa itu menunjukkan peran penting neuron preoptik area dalam termoregulasi primata.

Para peneliti mencatat perubahan perilaku pada monyet yang terjaga dan membandingkannya dengan tikus yang dinduksi hipotermia. Biasanya, tikus mengurangi aktivitas, dan detak jantungnya menurun dalam upaya menghemat panas.

Tetapi untuk monyet, sebaliknya, menunjukkan detak jantung dan tingkat aktivitas yang meningkat dan, sebagai tambahan, mulai menggigil. Ini menunjukkan bahwa termoregulasi pada primata lebih kompleks daripada pada tikus. 

Para ilmuwan kemudian mempelajari hasilnya menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional, perubahan perilaku, serta perubahan fisiologis dan biokimia. Hasilnya upaya itu bisa memberikan efek hipotermia pada primata berdasarka manipulasi saraf. 

Salah satu peneliti SIAT, Wang Hong, mengatakan bahwa ide tersebut merupakan tonggak sejarah dalam perjalanan panjang menuju hibernasi buatan. Yakni dengan model monyet hipotermia. “Ini tonggak sejarah,”katanya. 

 

Editor : EldeJoyosemito

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network